Lampu Padam Sejam di 134 Negara
Senin, 28 Maret 2011 – 06:54 WIB
Papan iklan dan aneka sarana yang bermandikan cahaya ikut dimatikan sejak pukul 20.30. "Intinya, tak sekadar berapa energi listrik yang dihemat selama sejam," ujar Andy Riley, co-founder dan direktur eksekutif Earth Hour di Sydney, tempat aksi atau gerakan itu dimulai pada 2007. "Yang terpenting adalah menunjukkan apa yang bisa terjadi jika orang beraksi bersama," lanjutnya.
Menurut Ridley, tahun ini terjadi rekor 134 negara yang mengikuti Earth Hour. Tahun lalu 126 negara (melibatkan sekitar 4 ribu kota) berpartisipasi. Pada 2009 kampanye itu diikuti 4.159 kota di 88 negara. Bandingkan dengan 2008 yang hanya diikuti lebih dari 431 kota di 35 negara. Di Australia, sekitar 10 juta orang atau hampir separo penduduk negara itu ambil bagian. Sydney Harbour Bridge termasuk tetenger yang gelap gulita saat program tersebut.
Di Hongkong, tidak dilakukan pemadaman seratus persen. Lampu-lampu pada berbagai bangunan dan pencakar langit menyala temaram. Di Singapura, seluruh lampu dekoratif dimatikan sejam. Di Bandara Changi, lampu operasional yang hidup dikurangi. Di Jepang, yang masih berduka akibat gempa dan tsunami, ribuan orang dan sebuah hotel yang diubah jadi tempat evakuasi pengungsi ikut memperingati Earth Hour.
Sekitar 30 kota di Rusia ikut dalam kampanye kali ini. Mulai dari Petropavlovsk-Kamchatsky, kota di wilayah paling timur di Semenanjung Kamchatka, hingga Moskow dan Murmansk di wilayah utara. Di Moskow lebih dari 70 bangunan dan jembatan gelap gulita. Tak terkecuali menara televisi setinggi 540 meter dan gedung 32 lantai Moscow State University.
LOS ANGELES - Lampu-lampu dimatikan di seantero dunia pada Sabtu malam lalu (26/3). Aneka gedung tetenger, pencakar langit, dan rumah-rumah biasa
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer