Lan Fang, Sastrawan Produktif Itu Berpulang
Senin, 26 Desember 2011 – 07:31 WIB
Enam bulan terakhir Lan Fang yang memang dekat dengan insan pers itu sering mengeluhkan badannya sakit. Namun, dia tidak mengira bahwa penyakit yang bersarang di tubuhnya adalah kanker seganas. Dia baru tahu penyakitnya adalah kanker ganas sekitar sebulan belakangan.
Baca Juga:
Akhir November lalu dia memeriksakan diri ke RKZ. Dia berangkat sendiri dengan motor. Saat itu dia mengira bahwa magnya kambuh. Namun, dokter mengatakan dia terserang kanker dan kondisinya sudah parah. Sel kanker sudah menyebar ke mana-mana. Dia sempat protes karena merasa tak pernah sakit parah. Kepergian novelis yang murah senyum itu memang terasa tiba-tiba bagi sahabat-sahabatnya.
"Saya tak dengar dia sakit. Saya hanya tak pernah lagi terima SMS-nya seperti dulu selama sebulan terakhir. Rupanya dia menyembunyikan sakitnya dari saya. Banyak orang sakit kanker mencoba menolak kenyataan, tapi sebenarnya tak perlu bersikap begitu. Segala nasib harus diterima apa adanya. Saya merasa kehilangan. Saya membaca semua novel karyanya. Bahkan salah satunya saya pakai latihan menerjemahkannya ke dalam bahasa Mandarin waktu saya sekolah ditiongkok dulu. Lan Fang adalah satu diantara sedikit wanita yang menghasilkan karya sastra yang banyak," kata Dahlan Iskan, menteri BUMN saat dikabari kepergian Lan Fang untuk selamanya, kemarin.
Rencananya Lan Fang menjalani perawatan di salah satu RS di Guangzhou, Tiongkok. Namun, rencana itu diurungkan, lalu dialihkan ke Singapura.
DUNIA sastra tanah air kembali berduka. Salah seorang sastrawan terbaik dari Surabaya, Lan Fang, meninggal di RS Mount Elizabeth, Singapura, kemarin
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan