Langgam Asmara Si Penggagas Hari Ibu

Langgam Asmara Si Penggagas Hari Ibu
Foto ini termuat dalam buku Women and Colonial State karya Elsbeth Locher-Scholten.

Dia tetap berangkat ke Surabaya sebagai pembicara dengan materi bertajuk "Pendidikan Wanita".

Meski tak menyebut merk, dalam tulisannya yang termuat dalam buku Sumbangsihku Bagi Pertiwi, Soejatin mengemukakan ciri-ciri tunangannya yang dari Bandung itu.

Dan setelah memeriksa sejumlah literatur, maka orang yang cocok dengan kisah itu adalah Raden Mas Soewandi Notokoesoemo, menjabat Menteri PPK, 12 Agustus 1955-24 Maret 1956, dalam kabinet Burhanuddin Harahap. 

"Saya tidak memperdulikan segalanya, juga cemoohan orang tentang diri saya, yang mengatakan bahwa saya tukang bikin patah hati lelaki," tulisnya.

Karena yakin dengan jalan hidupnya, di kemudian hari, Soejatin tak hanya mendapatkan suami yang sangat sayang dan bisa menyelami jiwanya, bahkan tanggal 22 Desember, hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia I yang digagasnya, hingga kini diperingati sebagai Hari Ibu oleh bangsa Indonesia. (wow/jpnn)

(baca: Gadis Kecil Penggagas Hari Ibu itu Menolak Menyembah Raja Jawa)

(baca: Tak Cuma Pena-nya yang Tajam)

(baca: Tapak-tapak Kaum Pergerakan Perempuan)

SOEJATIN, perempuan yang menggagas Hari Ibu dijuluki tukang bikin patah hati kaum lelaki. Apa pasal?  Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News