Langkah Dirut Pertamina Dinilai Sudah Tepat
jpnn.com, JAKARTA - Langkah Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati mengurangi impor minyak untuk memperkuat nilai tukar rupiah menuai pujian. Pasalnya, defisit neraca perdagangan sebagai salah satu penyebab melemahnya rupiah, paling banyak disumbang oleh sektor migas.
“Itu langkah bagus. Itu memang langkah yang seharusnya dilakukan,” kata anggota Komisi VII DPR, Kurtubi di Jakarta, Rabu (12/9).
Kurtubi mengatakan, pengurangan impor minyak merupakan instruksi Presiden Jokowi ke Pertamina. Untuk jangka pendek, pengurangan impor memang bisa dilakukan dengan melarang ekspor minyak mentah yang menjadi bagian kontraktor (asing).
Pembelian minyak mentah domestik ini pula yang kini dilakukan Pertamina, dengan jumlah 225 ribu barrel per hari (bph).
“Itu jangka pendek. Namun, untuk bisa mengurangi impor migas yang sustainable butuh waktu lama,” ujarnya.
Untuk jangka panjang, pengurangan impor harus disertai dengan peningkatan produksi minyak mentah di dalam negeri. “Pengeboran dan eksplorasinya diperbanyak,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, produksi BBM di dalam negeri juga harus ditingkatkan.
Kurtubi juga mengapresiasi rencana Pertamina membangun enam kilang minyak baru dan mengoptimalkan kilang yang ada. Rencananya, enam kilang baru ini akan menyumbang 1 juta bph dan mampu menutupi kebutuhan BBM dalam negeri pada 2026.
“Jadi untuk mengurangi impor minyak memang tidak bisa seketika,” tutur Kurtubi.
Keterbatasan produksi BBM dalam negeri membuat pemerintah harus mengimpor 400 ribu bph.
- Pantau Satgas Nataru Pertamina, Wakil Menteri ESDM Jamin Ketersediaan Energi di Medan
- Beli BBM Bisa Dapat Cashback Cuma Pakai Kartu Kredit BNI-MyPertamina
- Pastikan Kelancaran Distribusi Energi, Tim Pertamina Patra Niaga Bekerja 24 Jam
- Jelang Nataru, Menteri ESDM dan Dirut Pertamina Tinjau Terminal BBM & LPG di Banten
- Harga BBM Tidak Naik Meski Ada PPN 12 Persen
- Pertamina Group Tegaskan Siaga Melayani Masyarakat saat Natal dan Tahun Baru