Langkah Warga Meninggalkan Merkuri Diapresiasi
Rabu, 04 Oktober 2017 – 23:17 WIB

Ilustrasi pertambangan. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN
“Kini merkuri sudah ditinggalkan warga,” kata Kepala Subdirektorat Penerapan Konvensi Bahan Berbahaya Beracun KLHK Purwasto Saroprayogi, pada kesempatan berbeda.
Adzis mengatakan, perubahan ini terjadi berkat sosialisasi panjang dan terus-menerus yang dilakukan sejak tahun tahun 2016 lalu oleh berbagai pihak di antaranya Pemda, Polri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan lainnya. Dia meyakini pencemaran tak lagi terjadi.(boy/jpnn)
Perubahan pola perilaku masyarakat penambang emas di Kabupaten Poboya, Palu, Sulawesi Tengah, diapresiasi karena tidak lagi menggunakan merkuri.
Redaktur & Reporter : Boy
BERITA TERKAIT
- Danone Aqua Berkomitmen Implementasikan Permen LH Soal Pembayaran Jasa Lingkungan
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Terima Aspirasi IOJI, Wakil Ketua MPR Komitmen Perjuangkan Konstitusi Pro Lingkungan
- BPOM Bantah Isu di Medsos soal Produk Ratansha Gunakan Merkuri
- Komitmen Pengelolaan Lingkungan-Pemberdayaan Masyarakat, AQUA Raih Penghargaan dari KLH
- BAZNAS Optimalkan Lingkungan Hidup Layak Melalui Zakat Hijau