Lansia Rawan Depresi

Lansia Rawan Depresi
Ilustrasi. FOTO: ist
Pelariannya, mereka merenung dan murung. Untuk mencegah depresi pada lansia, dibutuhkan peran ekstra anak dan keluarga. Komunikasi harus baik. Nenek dan kakek tidak boleh merasa kesepian karena merasa "ditinggal". "Ajak mereka komunikasi. Perhatikan kebutuhannya. Tidak perlu dimanja berlebihan. Yang penting, mereka tahu bahwa keluarga ada untuk mereka," kata Hendro.

Pemerintah juga wajib berperan serta dalam mengentas depresi lansia. Caranya menyiapkan program pascapensiun bagi para pekerja. Bentuknya bisa pelatihan investasi di masa tua atau memberikan pekerjaan bagi lansia. "Lihat Singapura atau Hongkong. Lansianya tetap kerja meski sebatas jadicleaning service atau kerjaan ringan," kata dokter kelahiran Madiun itu. 

Dengan bekerja, rasa percaya diri lansia akan naik. Mereka bisa membuktikan mampu mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Secara umum, Hendro berharap anak-anak tidak melupakan orang tua selepas mereka menikah. Meski bisa berkumpul setiap hari dengan mereka, komunikasi tetap harus berjalan baik. Keluarga para lansia juga harus tahu bahwa seiring usia, fisik dan daya pikir mereka akan menurun. "Tidak peduli seperti orang tua belasan atau puluhan tahun ke depan, mereka tetap orang tua. Hormati dan rawat mereka," tegas Hendro. 

Dia menjelaskan, keluarga adalah rumah terbaik bagi kaum lanjut usia. Karena itu, kesehatan psikis orang tua wajib menjadi tanggungan bersama. (fam/c6/ayi)

SURABAYA - Menurut survei terbaru WHO, angka harapan hidup di Indonesia naik daripada sepuluh tahun lalu. Dahulu usia harapan hidup rata-rata


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News