LaNyalla Ingatkan Darurat Data Penduduk, Bisa Runyam
LaNyalla juga mengungkap perbedaan pandangan antara Kemenkeu dengan Kemendes terkait adanya desa fiktif.
"Awalnya Kemenkeu menyitir ada 15 desa fiktif. Lalu saat rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Menkeu menyatakan terdapat juga permasalahan administratif pada penambahan desa baru di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Namun, Menteri Desa Abdul Halim membantah. Dia mengatakan tidak ada desa fiktif. Semua desa ada penduduknya," tutur LaNyalla.
Menurut LaNyalla, saat Indonesia gencar melakukan vaksinasi tahun lalu, Menteri Kesehatan mengaku kapok menggunakan data Kemenkes, karena tidak tepat sasaran. Konon kemudian menggunakan data KPU yang baru menggelar pilkada serentak.
“Padahal pilkada serentak di 2020 tidak berlangsung di seluruh kabupaten kota di Indonesia. Bagaimana mungkin data itu bisa menjadi acuan. Apalagi vaksin dilakukan pada 2021. Data pemilih yang sudah meninggal di-update dari mana?" ujar LaNyalla.
Dia bilang darurat data ini adalah persoalan serius. Terutama untuk mengambil kebijakan.
"Jika data salah, pasti kebijakan juga salah. Apalagi mau memaksakan pemilu legislatif dan pilpres langsung di 2024. Bisa runyam kalau faktanya masih seperti ini. Bisa saja ada DPT fiktif yang tidak diketahui oleh partai politik dan peserta pemilu," katanya. (*/jpnn)
LaNyalla menyoroti sejumlah data penduduk dari kementerian yang menurutnya tidak sinkron.
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan
- Dari 442 Warga Binaan Rutan Tanjungpinang, 162 Orang Masuk DPT Pilkada di Kepri
- Simulasi Pemungutan Suara Libatkan Pemilih yang Terdaftar
- 40 Persen DPT Pemilih Pemula, Sosialisasi Harus Lebih Gencar
- Disebut Pengacau oleh Ketua DPD RI, Filep: Dari Perspektif Hukum, Maaf Tidak Bisa Menghapus Pidana
- Beredar Foto La Nyalla Bertemu Hasto, Pengamat: Parpol Tak Berhak Intervensi Pemilihan Pimpinan DPD
- Sentil Yorrys CS yang Tuding Pimpinan DPD Arogan, Senator Lampung: Itu Kekanak-kanakan!