Laode Ida: Krisis 1998 Tidak Separah Tahun Ini

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Ombudsman RI Laode Ida menilai, Indonesia saat ini tengah mengalami krisis yang dahsyat. Kedahsyatannya melebihi krisis 1998.
"Krisis 1998 tidak separah tahun ini. Tahun ini sangat parah karena paling banyak menghantam kelompok masyarakat menengah ke bawah," kata Laode kepada JPNN.com, Selasa (24/3).
Dia membandingkan kondisi ekonomi di tahun 1998. Di mana, kelompok menengah ke bawah lebih banyak yang bertahan.
Itu sebabnya, pemulihan ekonomi pascakrisis lebih cepat. Sebab, penduduk Indonesia terbanyak di golongan menengah ke bawah.
"Dulu, ketika perbankan dan usaha makro banyak yang bangkrut, usaha mikro justru bertahan. Pedagang kaki lima, warteg, dan usaha mikro yang menggerakkan ekonomi Indonesia," ucapnya.
Berbeda dengan tahun ini, golongan menengah ke bawah paling merasakan dampaknya. Banyak usaha mikro di ambang bangkrut.
Para pedagang kecil seperti penjual warteg, gorengan, bakso, kafe, dan lainnya pendapatannya anjlok. Lantaran banyak masyarakat yang takut keluar rumah karena corona. Masyarakat memilih masak sendiri daripada beli karena takut tidak higienis.
Sedangkan kelompok menengah atas yang jumlahnya sedikit, bisa bertahan. Mereka punya banyak cadangan dana untuk tetap bertahan hidup.
Komisioner Ombudsman RI Laode Ida mengatakan bahwa krisis 1998 tidak separah tahun ini.
- Kedubes Inggris Resmi Luncurkan Intensifikasi Pemberdayaan Digital, Ini Sasarannya
- Meriahkan Sparkling Ramadan, Peruri Santuni Anak Yatim dan Fasilitasi UMKM
- Peruri Salurkan Paket Sembako Ramadan, Dukung UMKM Binaan
- 2 UMKM Binaan Bea Cukai Pontianak Sukses Ekspor Perdana ke India dan Maladewa
- Beri Efek Jera, Bea Cukai Kualanamu Musnahkan Ribuan Barang Ilegal Senilai Rp 127,8 Juta
- Jurus Moladin Bantu UMKM Tetap Tumbuh Seusai Lebaran