Lapangan Kerja di Sydney Didominasi Pekerjaan Paruh Waktu

"Pada dasarnya, saya bekerja untuk hidup, dan untuk kesenangan sendiri," katanya. "Saya menyukai pekerjaan ini tapi ini bukan yang sangat saya inginkan."

AAP: Lukas Coch
Warga lainnya Michelle kepada ABC mengatakan penerapan pekerjaan paruh waktu di tempat kerja tidak hanya mempengaruhi generasi muda, tapi juga mendiskriminasi pekerja yang lebih tua.
Wanita berusia 43 tahun ini sedang berusaha mencari pekerjaan ritel paruh waktu mengingat saat ini dia dan suaminya tengah menganggur dan mendapat dukungan dari lembaga bantuan pemerintah Centrelink.
"Ketika saya bekerja di ritel dahulu, anak muda mendapatkan semua jadwal shift, dan saya hanya bekerja jika mereka tidak datang," katanya.
"Kondisinya sangat sulit. Pekerjaan yang tersedia dan jam kerja yang ditawarkan sama nilainya dengan yang saya dapatkan dari Centrelink. Jadi tidak ada gunanya mendapatkan pekerjaan hanya 10 jam seminggu. Terkadang saya pikir hal itu tidak setimpal," paparnya.
Professor O'Neill mengatakan bahwa dalam budaya kerja paruh waktu atau casual yang semakin meningkat, pekerja cenderung dipantau lebih dekat, diberi kontrak dengan jangka waktu yang tetap dan lebih rentan terhadap pengurangan karyawan atau PHK.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya