Lapangan Kerja di Sydney Didominasi Pekerjaan Paruh Waktu
"Pada dasarnya, saya bekerja untuk hidup, dan untuk kesenangan sendiri," katanya. "Saya menyukai pekerjaan ini tapi ini bukan yang sangat saya inginkan."
Warga lainnya Michelle kepada ABC mengatakan penerapan pekerjaan paruh waktu di tempat kerja tidak hanya mempengaruhi generasi muda, tapi juga mendiskriminasi pekerja yang lebih tua.
Wanita berusia 43 tahun ini sedang berusaha mencari pekerjaan ritel paruh waktu mengingat saat ini dia dan suaminya tengah menganggur dan mendapat dukungan dari lembaga bantuan pemerintah Centrelink.
"Ketika saya bekerja di ritel dahulu, anak muda mendapatkan semua jadwal shift, dan saya hanya bekerja jika mereka tidak datang," katanya.
"Kondisinya sangat sulit. Pekerjaan yang tersedia dan jam kerja yang ditawarkan sama nilainya dengan yang saya dapatkan dari Centrelink. Jadi tidak ada gunanya mendapatkan pekerjaan hanya 10 jam seminggu. Terkadang saya pikir hal itu tidak setimpal," paparnya.
Professor O'Neill mengatakan bahwa dalam budaya kerja paruh waktu atau casual yang semakin meningkat, pekerja cenderung dipantau lebih dekat, diberi kontrak dengan jangka waktu yang tetap dan lebih rentan terhadap pengurangan karyawan atau PHK.
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025