Lapas Kelas II A Serang Buat Blok Khusus Santri

Tiga Kali Tidak Salat Jumat, Tak Bisa Jadi Penghuni

Lapas Kelas II A Serang Buat Blok Khusus Santri
Lapas Kelas II A Serang Buat Blok Khusus Santri
Hal senada diungkapkan oleh Dedi Suherman, napi blok santri yang divonis sepuluh tahun penjara karena kasus pembunuhan istri muda. Dia mengakui bahwa kebencian dalam hati mulai memudar seiring dengan pendalaman ilmu agama di blok santri. Dedi yang baru menjalani dua tahun masa hukuman itu menyatakan sangat bersyukur karena bisa menjadi penghuni blok santri. "Saya bisa jadi orang yang lebih sabar dan kuat," jelas Dedi yang juga menunaikan ibadah haji pada 1992 itu.

   

Sementara itu, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik Lapas Kelas II A Serang Yusuf Ahmad mengatakan, blok santri direncanakan diperluas. Tujuannya, pendalaman agama para napi muslim bisa lebih dominan daripada aktivitas lain. "Sebab, itu berkaitan dengan moral yang mereka bawa saat keluar dari tahanan. Fondasi yang paling kuat adalah agama. Karena itu, ke depan seluruh napi muslim dimasukkan dalam blok tersebut," paparnya.

Selain itu, lapas akan menyeleksi secara lebih ketat napi yang berhak masuk blok santri. "Misalnya, setelah berada di blok santri, tapi tidak menjalankan salat, dia kami keluarkan lagi ke blok biasa," papar Yusuf. (*/c11/ari)

Jeruji besi tidak hanya digunakan sebagai pemberi efek jera. Tapi, juga bisa dijadikan sarana untuk menempa keimanan dan ketakwaan para narapidana.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News