Lapas Kelas II A Serang Buat Blok Khusus Santri
Tiga Kali Tidak Salat Jumat, Tak Bisa Jadi Penghuni
Kamis, 09 September 2010 – 08:08 WIB
Hal senada diungkapkan oleh Dedi Suherman, napi blok santri yang divonis sepuluh tahun penjara karena kasus pembunuhan istri muda. Dia mengakui bahwa kebencian dalam hati mulai memudar seiring dengan pendalaman ilmu agama di blok santri. Dedi yang baru menjalani dua tahun masa hukuman itu menyatakan sangat bersyukur karena bisa menjadi penghuni blok santri. "Saya bisa jadi orang yang lebih sabar dan kuat," jelas Dedi yang juga menunaikan ibadah haji pada 1992 itu.
Sementara itu, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik Lapas Kelas II A Serang Yusuf Ahmad mengatakan, blok santri direncanakan diperluas. Tujuannya, pendalaman agama para napi muslim bisa lebih dominan daripada aktivitas lain. "Sebab, itu berkaitan dengan moral yang mereka bawa saat keluar dari tahanan. Fondasi yang paling kuat adalah agama. Karena itu, ke depan seluruh napi muslim dimasukkan dalam blok tersebut," paparnya.
Selain itu, lapas akan menyeleksi secara lebih ketat napi yang berhak masuk blok santri. "Misalnya, setelah berada di blok santri, tapi tidak menjalankan salat, dia kami keluarkan lagi ke blok biasa," papar Yusuf. (*/c11/ari)
Jeruji besi tidak hanya digunakan sebagai pemberi efek jera. Tapi, juga bisa dijadikan sarana untuk menempa keimanan dan ketakwaan para narapidana.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408