Laporan Terbaru Ungkap Niat Jahat Tiongkok terhadap Muslim Uighur, Mengerikan

Mengapa Australia tidak menyebutnya sebagai genosida?
Seorang warga Australia keturunan Uighur, Ramila Chanisheff, adalah salah satu penyintas yang pindah ke Australia sekitar 40 tahun lalu.
Seringkali dia mengalami kesulitan tidur dan sakit karena memikirkan keadaan keluarganya yang masih tinggal di Xinjiang.
Dia belum mendengar kabar mengenai dua orang sepupunya di Xinjiang dalam dua tahun ini.
Ia mengaku frustrasi, sedih, dan tak berdaya.
Sebagai ketua Asosiasi Perempuan Uighur Tangritagh Australia (AUTWA), Ramila telah mengorganisir berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran mengenai nasib warga Uighur.
"Seberapa lama lagi kita merasakan kengerian ini sebelum mengambil tindakan atas jutaan orang yang hilang, ketika kejadian seperti Holocaust terulang kembali?" kata Ramila.
Sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada, telah menetapkan penindasan terhadap orang Uighur sebagai genosida.
Warga Uighur di Australia menuntut Pemerintah Australia untuk menyebut apa yang dialami etnis mereka di Tiongkok sebagai sebuah genosida
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Balik Kucing
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Tarif Tarifan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia