Larangan Antijilbab Picu Rusuh di Prancis
Senin, 22 Juli 2013 – 06:00 WIB
PARIS - Bentrokan antara demonstran muslim dan polisi di pinggiran Paris memasuki hari kedua kemarin (21/7). Puluhan kendaraan rusak di Trappes, Prancis, setelah polisi menghentikan seorang perempuan berjilbab dan mendendanya. Peraturan antiburqa (jilbab) berlaku di negeri Menara Eiffel tersebut sejak 2011. Seorang sumber polisi di Trappes mengungkapkan, kerusuhan tersebut terkait dengan penangkapan seorang pria yang memprotes tindakan polisi yang melarang istrinya berjilbab. "Dia (pria tersebut, Red) menyerang anggota polisi. Kemudian, polisi menangkapnya. Itulah yang memicu protes di luar markas polisi di Trappes," jelasnya.
Sejumlah tokoh masyarakat dan politisi ikut menenangkan massa karena aksi itu mulai mengancam keselamatan warga lokal. Ratusan orang mengepung sebuah markas polisi dan menghujaninya dengan batu. Sebagian lain mulai membakar dan merusak properti di sekitarnya.
Baca Juga:
Menteri Dalam Negeri Prancis Manuel Valls memerintahkan pengerahan aparat yang lebih besar ke wilayah rawan demonstrasi. "Karena insiden kekerasan yang terjadi tadi malam dan setelah empat orang ditangkap serta 20 mobil dibakar di Distrik Elancourt, peningkatan status keamanan akan terus dipertahankan sampai situasi pulih secara permanen," ujarnya.
Baca Juga:
PARIS - Bentrokan antara demonstran muslim dan polisi di pinggiran Paris memasuki hari kedua kemarin (21/7). Puluhan kendaraan rusak di Trappes,
BERITA TERKAIT
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas