Larangan Berpolitik Dicabut, Thailand Pemilu Tahun Depan
jpnn.com, BANGKOK - Demokrasi kembali ke Thailand. Kemarin, Selasa (11/12) Komisi Pemilihan Umum membuat pengumuman yang sudah ditunggu banyak pihak. Yakni, hari pemungutan suara pada 24 Februari 2019.
Itu bakal menjadi pemilihan umum (pemilu) pertama Thailand sejak junta militer berkuasa pascakudeta 2014.
Tidak hanya menetapkan tanggal pemilu, Perdana Menteri (PM) Prayuth Chan-ocha juga mencabut larangan aktivitas politik.
Royal Gazette melaporkan bahwa partai-partai politik Thailand bisa mulai berkampanye pada 2 Januari mendatang.
''Tapi, harus tetap sesuai dengan aturan yang berlaku,'' ujar Wakil Sekjen Komisi Pemilihan Umum Sawang Boonmee kepada Reuters.
Junta militer juga mencabut blokir rekening bank para politikus. Dana pada rekening-rekening beku itu mulai dicairkan. Dana milik para politikus yang kena cekal junta militer tersebut boleh dimanfaatkan partai untuk mendanai kampanye.
Pemilu Februari nanti bakal menjadi ajang pertarungan Partai Pheu Thai dan partai-partai pendukung junta militer. Pheu Thai adalah partai yang didukung mantan PM Thaksin dan Yingluck Shinawatra. Sampai sekarang, dinasti Shinawatra masih dihormati di pedesaan. (sha/c20/hep)
Demokrasi kembali ke Thailand. Kemarin, Selasa (11/12) Komisi Pemilihan Umum membuat pengumuman yang sudah ditunggu banyak pihak.
Redaktur & Reporter : Adil
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
- Gandeng Klub Sepak Bola Jurnalis, KPU DKI Ajak Masyarakat Berkontribusi di Pilkada
- Jadi Dosen Tamu di UI, Ketua Bawaslu Ungkap Persoalan Penyelesaian Masalah Hukum Pemilu
- Anggota Bawaslu Puadi Beberkan Upaya Memitigasi Praktik Politik Uang di Pilkada 2024
- Anggota Bawaslu Puadi Ingatkan Pengawas Pemilu Jaga Integritas dan Mematuhi UU