Larangan Miras Dorong ABG di Pedalaman Australia Jadi Prostitusi

Pembatasan dan larangan minuman keras telah mendorong kalangan ABG di kota pedalaman Halls Creek, Kimberley, Australia Barat, untuk menjajakan dirinya demi mendapatkan miras.
Demikian diungkapkan sejumlah penduduk setempat terkait adanya larangan penjualan miras di wilayah pedalaman. Mereka mendesak larangan itu dicabut dengan dalih lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Namun polisi menegaskan akan tetap menegakkan aturan tersebut, meskipun kini ada kampanye untuk mencabutnya.
Menurut Mick Sutherland dari Kepolisian Kimberley, maraknya pasar gelap dan prostitusi sebagai akibat larangan miras, merupakan pengakuan yang berlebihan.
"Sebab justru banyak peningkatan di kota ini sejak diberlakukannya larangan miras," katanya.
"Pasien yang masuk ke rumah sakit semakin berkurang, kasus KDRT menurun, semakin sedikit warga yang ditahan di kantor polisi serta makin banyak anak-anak usia sekolah pergi ke sekolah," papar Sutherland.
Karena itu kepolisian justru mempertanyakan mengapa ada pihak yang mengampanyekan penghapusan larangan tersebut.
Salah seorang warga Halls Creek, Margaret Glass, mengatakan sejumlah ABG usia 13 hingga 15 tahun sangat rentan karena mereka tidak segan-segan menjajakan diri demi mendapatkan miras.
Pembatasan dan larangan minuman keras telah mendorong kalangan ABG di kota pedalaman Halls Creek, Kimberley, Australia Barat, untuk menjajakan dirinya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia