Lari ke Makanan Sebagai Cara Mengatasi Kebosanan Saat Lockdown? Anda Tak Sendirian
Mona menambahkan ada alasan psikologis untuk hal ini.
"Makan kue akan melepaskan hormon perasaan gembira dalam sistem menyenangkan tubuh, yang disebut sebagai hormon dopamin," jelasnya.
"Bersosialisasi dengan orang lain juga akan melepaskan hormon perasaan gembira. Kita tahu bahwa manusia membutuhkan hubungan dan telah diprogram secara biologis untuk selalu mencari hubungan dengan orang lain," katanya.
Dia menyebut banyak cara lain untuk mengaktifkan hormon dopamin dan serotonin atau "hormon perasaan gembira".
Mona menyarankan untuk menghabiskan waktu menikmati pemandangan alam, berolahraga, melatih kesadaran dan rasa syukur serta " melakukan aktivitas yang membuat Anda bahagia".
Pentingnya menyadari emosi
Menurut Mona, pola makan kita mungkin juga berubah dalam lockdown karena "perasaan intensif" yang berasal dari kebosanan, kekosongan, kesedihan, ketidakpastian, dan emosi tidak nyaman lainnya.
Emosi ini kemudian mendorong potensi untuk mencari pelampiasan seperti makan berlebihan atau ngemil.
"Sejumlah orang menggunakan makanan untuk mengalihkan perhatian dari emosinya. Dalam jangka pendek, makanan memang berfungsi menekan emosi," katanya.
Seorang ahli gizi di Sydney mengungkap semakin banyaknya orang yang mengalami masalah pola makan berlebihan selama lockdown
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025