Larung Buto, Ritual Tolak Balak Merapi
Rabu, 03 November 2010 – 07:23 WIB
![Larung Buto, Ritual Tolak Balak Merapi](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Larung Buto, Ritual Tolak Balak Merapi
Ritual akhirnya ditutup dengan proses larung lukisan Buto Merapi ke sungai Blongkeng. Pemilihan sungai blongkeng sediri lantaran sungai itu yang dianggap yang paling alami dan jauh dari kerusakan alat berat. "Sungai paling alami penghubung merapi dan laut selatan, makanya kita larung buto itu ke selatan supaya tidak membawa bencana," kata dia.
Baca Juga:
Sebaliknya, setelah buto dilarung, diharapkan kedamaian dan kesejahteraan warga usai merapi meletus akan meningkat. "Kyai petruk yang menggembala wedus gembhel sudah mengirimkan abu yang baik untuk tanah, dan Dewi Gadung Melati memberikan banyak material berupa batu dan pasir untuk dimanfaatkan masyarakatnya," papar Agus.
Namun, dia berharap seluruh kekayaan dan hasil material dari merapi harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya tanpa harus melakukan kerusakan dimana-mana. "Karena jika merapi sudah mengeluarkan sapu jagad berupa material panas yang keluar bersamaan dengan hujan dan wedhus gembel, hancur sudah bumi kita ini. Sekarang ini kita sedang diingatkan," beber Agus. (vie)
MUNGKID-- Seniman yang tinggal di wilayah Gunung Merapi punya cara unik untuk meredam bahaya letusan. Buto (raksasa jahat) penghuni merapi yang diyakini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- 4 Anggota Mafia Narkoba Asal Jambi Ini Segera Diadili
- Asyik, Warga Palembang yang Berulang Tahun Dapat Cek Kesehatan Gratis
- Ribuan Hektare Sawah Milik Warga di Lampung Selatan Terendam Banjir
- Speedboat Bawa 30 Penumpang Terbalik di Perairan Bulungan Kaltara
- Anak yang Tenggelam di Konawe Ditemukan Sudah Meninggal Dunia
- Pria Tewas dalam Kebakaran di Pekanbaru Gangguan Mental, Diduga Merokok di Kamar