LAS! Dukung Perjuangan Masyarakat Adat Lawan Deforestasi
Laporan Dedi Yondra, Jakarta

Saat kunjungan bersama Trend Asia dan Music Declares Emergency, LAS! datang ke kawasan Desa Kualan Hilir, Ketapang.
Para personel bahkan menginap bersama masyarakat adat Dayak Kualan. Di sana, LAS! mendengar keluhan masyarakat adat yang terkena dampak kerusakan lingkungan dan deforestasi.
Sejumlah warga mengeluhkan dugaan perampasan lahan yang diduga dilakukan oleh PT Mayawana Persada (MP). Seperti masyarakat Lelayang dan Gensaok yang menyebut MP sudah melakukan penggusuran, perebutan lahan, hingga intimidasi kepada masyarakat adat.
"Dari 2022 sampai 2024 mereka mulai bekerja dan merampas hak masyarakat. Saya sudah 19 kali dilaporkan karena menyampaikan protes dan perlawanan," ucap Tarsisius Fendi, Kepala Adat Dusun Lelayang, Desa Kualan Hilir, Simpang Hulu, Ketapan.
Menurut Fendi, aktivitas PT MP sudah merambah lahan gambut, mengusir orangutan, dan biodiversitas lokal.
Oleh sebab itu, kegiatan perusahaan tersebut terus mendapat perlawanan keras dari masyarakat adat setempat.
Kesedihan yang disampaikan Fendi dan sejumlah warga lainnya membuat personel LAS! merasa prihatin. Pemilik hit Borneo is Calling itu makin miris ketika melihat hutan adat yang dirampas dan dialihfungsikan dengan penanaman pohon akasia oleh perusahaan.
Band asal Pontianak, LAS! mendukung perjuangan masyarakat adat Dayak Kualan untuk mempertahankan hutan adat dari deforestasi.
- Gelar Halabihalal dengan Mitra Kemenhut, Menhut Bicara Program Prioritas dan Hutan Adat
- Azlaini Agus: Hutan Riau Dibabat Perusahaan Sawit dan Kertas
- Martin Manurung DPR Minta Pemerintah Segera Selesaikan Konflik Antara PT TPL dan Masyarakat Adat
- Tokoh Dayak Berharap Tak Ada PSU di Pilbub Barito Utara
- LAS! dan Dhyo Haw Berkolaborasi, Semua Kan Baxx' Saja
- Menhut Raja Juli Bertemu Perwakilan CSO, Bahas Soal Pengelolaan Hutan Adat