LAS! Dukung Perjuangan Masyarakat Adat Lawan Deforestasi

Laporan Dedi Yondra, Jakarta

LAS! Dukung Perjuangan Masyarakat Adat Lawan Deforestasi
Band asal Pontianak, LAS! tampil dalam BABLAS Tour di Lokanoa, Ketapang, Kalimantan Barat pada Sabtu (14/9) malam. Foto: Dedi Yondra / JPNN.com

"Ini adalah pelanggaran HAM. Pertama, perampasan. Kedua, intimidasi. Yang ketiga, kriminalisasi," sambung Ahmad Syukri.

LAS! Dukung Perjuangan Masyarakat Adat Lawan Deforestasi

Personel LAS! bersama tim Trend Asia dan Music Declares Emergency sempat meninjau sejumlah kawasan hutan adat yang diduga telah dirampas PT MP. Rombongan juga melihat hutan yang kemudian ditanam dengan pohon kayu monokultur. Ribuan kayu besar yang telah ditebang juga tampak tersusun di beberapa sisi pinggir jalan.

Momen kunjungan melihat kawasan deforestasi dimanfaatkan LAS! untuk merekam sebuah video. LAS! membawakan lagu bertajuk Hutan Peradaban untuk mengajak penggemar peduli terhadap isu lingkungan dan krisis iklim.

LAS! Dukung Perjuangan Masyarakat Adat Lawan Deforestasi

Tidak hanya itu, LAS! melalui kolaborasi dengan kolektif No Music on a Dead Planet juga menggelar konser pada Sabtu (14/9) malam di Lokanoa, Ketapang. Konser tersebut merupakan bagian dari BABLAS Tour yang digelar LAS! di tiga kota yakni, Sambas (7/9), Ketapang (14/9), dan Sintang (23/9).

No Music On A Dead Planet adalah kolektif yang terdiri dari seniman dan profesional di industri musik yang berkomitmen untuk menyuarakan isu iklim dan lingkungan.

Ini adalah buah dari bergabungnya Indonesia sebagai negara Asia pertama dalam kampanye internasional Music Declares Emergency pada 2023.

Band asal Pontianak, LAS! mendukung perjuangan masyarakat adat Dayak Kualan untuk mempertahankan hutan adat dari deforestasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News