LAS! Dukung Perjuangan Masyarakat Adat Lawan Deforestasi
Laporan Dedi Yondra, Jakarta

"Ini adalah pelanggaran HAM. Pertama, perampasan. Kedua, intimidasi. Yang ketiga, kriminalisasi," sambung Ahmad Syukri.
Personel LAS! bersama tim Trend Asia dan Music Declares Emergency sempat meninjau sejumlah kawasan hutan adat yang diduga telah dirampas PT MP. Rombongan juga melihat hutan yang kemudian ditanam dengan pohon kayu monokultur. Ribuan kayu besar yang telah ditebang juga tampak tersusun di beberapa sisi pinggir jalan.
Momen kunjungan melihat kawasan deforestasi dimanfaatkan LAS! untuk merekam sebuah video. LAS! membawakan lagu bertajuk Hutan Peradaban untuk mengajak penggemar peduli terhadap isu lingkungan dan krisis iklim.
Tidak hanya itu, LAS! melalui kolaborasi dengan kolektif No Music on a Dead Planet juga menggelar konser pada Sabtu (14/9) malam di Lokanoa, Ketapang. Konser tersebut merupakan bagian dari BABLAS Tour yang digelar LAS! di tiga kota yakni, Sambas (7/9), Ketapang (14/9), dan Sintang (23/9).
No Music On A Dead Planet adalah kolektif yang terdiri dari seniman dan profesional di industri musik yang berkomitmen untuk menyuarakan isu iklim dan lingkungan.
Ini adalah buah dari bergabungnya Indonesia sebagai negara Asia pertama dalam kampanye internasional Music Declares Emergency pada 2023.
Band asal Pontianak, LAS! mendukung perjuangan masyarakat adat Dayak Kualan untuk mempertahankan hutan adat dari deforestasi.
- Gelar Halabihalal dengan Mitra Kemenhut, Menhut Bicara Program Prioritas dan Hutan Adat
- Azlaini Agus: Hutan Riau Dibabat Perusahaan Sawit dan Kertas
- Martin Manurung DPR Minta Pemerintah Segera Selesaikan Konflik Antara PT TPL dan Masyarakat Adat
- Tokoh Dayak Berharap Tak Ada PSU di Pilbub Barito Utara
- LAS! dan Dhyo Haw Berkolaborasi, Semua Kan Baxx' Saja
- Menhut Raja Juli Bertemu Perwakilan CSO, Bahas Soal Pengelolaan Hutan Adat