Laskar Tionghoa Sekutu Pangeran Sambernyawa

Laskar Tionghoa Sekutu Pangeran Sambernyawa
Pangeran Sambernyawa. Foto: Public Domain.

Pembantaian Cina 1740

Pergolakan yang melibatkan Pangeran Sambernyawa tersebut merupakan bagian dari Perang Jawa yang digerakkan Kapiten Sepanjang dan Sunan Kuning. Disebut Perang Jawa, karena perang selama 1740-1743 itu terjadi di sepanjang Pulau Jawa. 

Titik apinya bermula ketika orang Tionghoa dibantai VOC di Batavia pada 1740. Karena dampak penindasan VOC terhadap rakyat di Jawa sudah laksana rumput kering, api pun dengan mudah menyambar dan kobarannya meluas. 

Dene Kompeni anggone ono tanah Jawa, Suwito ngupaya kauntungan, sapa kang unggul ya dipanggul, sapa kang kalah dijarah. 

Begitu tertoreh dalam Babad Mangkunegara I atau lebih dikenal Babad Panambangan. 

Lebih kurang artinya, "adapun keberadaan Kompeni di Tanah Jawa semata-mata mengabdi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian siapa yang unggul akan dipikul, siapa yang kalah akan dijarah."

Pendek kisah, pergolakan tersebut mengakibatkan hancurnya Keraton Kartasura yang hingga kini tak pernah dibangun lagi. Reruntuhannya masih dapat dilihat di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.  

Dalam perang itu, Pakubuwana III ada di pihak VOC. Pangeran Sambernyawa seolah sendirian setelah sekutunya Mangkubumi I (Sultan Hamengkubuwana I) "dijinakkan" VOC melalui Perjanjian Giyanti. 

PANGERAN Sambernyawa dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia pada 1988. Menghadapi VOC, ia bersekutu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News