Latifa Nabizada, Pilot Perempuan Pertama di Afghanistan
Kamis, 20 Juni 2013 – 06:07 WIB
Kebiasaan Malalai tersebut membuat Nabizada repot. Sebab, dia harus memecah konsentrasi untuk mengendalikan helikopter dan menahan beban di pundaknya. ’’Saat pelatih kami yang berasal dari Amerika Serikat (AS) melihat kebiasaan Malalai itu, dia menegur saya. Dia meminta saya untuk membaringkan Malalai di kabin penumpang. Tapi, Malalai menolak,’’ papar perempuan yang berusia sekitar 40 tahun tersebut.
Lantaran Malalai tidak mau berpisah dengan sang ibu, pelatih Nabizada pun akhirnya mengalah. Mereka membiarkan bocah mungil itu bertahan di kokpit. ’’Saya juga menjadi lebih teliti dan berhati-hati dalam mengendalikan helikopter jika Malalai berada di samping saya. Itu dilakukan karena saya ingin kami berdua tetap selamat,’’ jelasnya.
Bagi Malalai, kokpit helikopter dan langit Afghanistan adalah kehidupannya. Barangkali, dia adalah satu-satunya balita yang akrab dengan helikopter. Bisa jadi, dia jauh lebih mengenal seluk-beluk wilayah negeri opium itu dibanding dengan para pejabat pemerintah. Sebab, Malalai berpatroli di langit Afghanistan setiap hari bersama sang ibu.
Karena tidak punya teman selain sang ibu, Malalai pun lantas mengadaptasi semua kebiasaan Nabizada. Salah satunya, kebiasaan minum kopi. Bagi bocah 5 tahun itu, minum kopi bukanlah kebiasaan sehat. Tapi, Nabizada tidak bisa melarang. Apalagi, dia adalah orang yang menularkan kebiasaan tersebut kepada putri kecilnya. Lambat laun, gaya berbusana Nabizada pun ditiru anaknya.
MALALAI tidak sama dengan anak-anak Afghanistan seusianya. Putri Kolonel Latifa Nabizada tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam helikopter.
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29