Laut Bercerita

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Laut Bercerita
Ilustrasi demo mahasiswa: Ricardo/JPNN.com

Akan tetapi, apa pun yang kamu alami di Blangguan dan Bungurasih adalah sebuah langkah. Sebuah baris dari puisimu, sebuah kalimat pertama dari cerita pendekmu.’’

Catatan itu ditulis oleh Kinan, mahasiswi perempuan pemimpin gerakan yang tidak kenal takut. Kinan hilang bersama Laut.

Cerita kemudian berlanjut dari sudut pandang Asmara Jati, adik perempuan Biru Laut . Sebagai keluarga yang ditinggalkan sang kakak secara misterius, mereka sangat kehilangan.

Bersama keluarga aktivis-aktivis lainnya, Asmara bergabung gerakan untuk mencoba mencari keadilan dari pemerintah yang dirasa lebih peduli.

Duka kehilangan membuat banyak keluarga hidup dalam penyangkalan. Mereka hidup dalam imajinasi dan merasa bahwa keluarga mereka yang hilang masih tetap ada dalam keseharian.

Ayah Laut masih tetap menyiapkan empat piring dalam ritual makan malam bersama di hari Minggu. Memutar lagu yang menandai kehadiran Laut, membersihkan buku-buku dan kamar milik Laut, seolah-olah Laut akan datang secara tiba-tiba kelak.

Serperempat abad berlalu, mereka dilupakan. Hari-hari ini gerakan demonstrasi mahasiswa dan buruh kembali bermunculan.

Banyak yang menyebut-nyebut akan muncul lagi reformasi jilid 2, tetapi banyak yang tidak percaya karena setting politik dan sejarah sudah berubah.

Kisah nyata para korban penculikan dan penghilangan paksa itu diceritakan oleh wartawan dan novelis Leila S. Chudori dalam novel Laut Bercerita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News