Laut Luas, Kok Impor Garam Terus?
jpnn.com - JAKARTA--Menteri Perindustrian Saleh Husin meluruskan persepsi khalayak yang mempertanyakan impor garam di Indonesia. Padahal, Indonesiamemiliki laut luas dan garis pantai panjang.
“Banyak yang protes dengan kebijakan pemerintah mengimpor garam. Ya karena laut kita tidak mampu memenuhi kebutuhan garam industri makanya impor tetap jalan," ujar Menteri Saleh, Minggu (8/5).
Dia menyebutkan, hanya daerah tertentu saja yang berpotensi menghasilkan garam dengan NaCL di atas 97 persen. Itu pun terjadi karena faktor alam. Begitu juga dengan negara lain.
"Jadi perlu dipahami, tidak semua daerah atau negara yang memiliki wilayah laut luas bisa menghasilkan garam industri,” katanya.
Apalagi, kualitas garam yang dibutuhkan oleh industri tidak hanya terbatas pada NaCl tinggi. Demi keamanan produk pangan, industri membutuhkan batas maksimal kandungan logam berat seperti kalsium dan magnesium. Kandungan itu tidak boleh melebihi 400 ppm untuk industri aneka pangan.
Sedangkan untuk industri chlor alkali plan (soda kostik) menetapkan ambang batas maksimal 200 ppm serta kadar air yang rendah. Sementara itu garam industri farmasi yang digunakan untuk memproduksi infuse dan cairan pembersih darah harus mengandung NaCl 99,9-100 persen. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Berkat Program BMD, Omzet Keripik Tempe Yuliza Melonjak
- Sebegini Total Hadiah yang Disiapkan BTN untuk Lomba Desain Rumah, Wow!
- Bersama Satukan Langkah 2025, IDSurvey Gelar Town Hall dengan Seluruh Entitas
- Hiburan & Bisnis jadi Strategi Yudist Ardhana Optimalisasi YouTube Shopping Affiliates
- Wow, Indonesia Bisa Cuan Rp 84,2 Triliun Gegara Tak Impor
- Produk Setting Spray PRAMY Kini Hadir di Indonesia