Laut Sakti Karya Bertuah
Mahfudzi mengaku membaca karya-karya, terutama skripsi A.B. Lapian yang bertema maritim. Gayung bersambut, Lapian gabung dengan Seksi Sejarah MBAL yang tahun itu baru saja dirintis oleh Yos Sudarso.
“Mulanya Yos Sudarso menggunakan paviliun rumahnya untuk menjadi kantor Seksi Sejarah Angkatan Laut,” kata Kolonel Ronny Turangan, mantan Kasubdisjarah Mabes TNI AL dalam sebuah perbincangan dengan JPNN.com.
Yos Sudarso adalah pahlawan nasional yang gugur dalam pertempuran laut saat merebut Irian Barat.
Periode 1964-1965, Lapian dipercaya menjabat Kepala Seksi Sejarah di Markas Besar AL dan berkantor di Gunung Sahari. Ia memelopori penerbitan seri Pustaka Bahari.
Menurut Lapian, dirinya baru mengarungi dan menyelami sejarah maritim secara sadar ketika bekerja di Angkatan Laut.
Karya monumentalnya, buku setebal bantal bertajuk Orang Laut, Bajak Laut dan Raja Laut menjadi semacam pegangan wajib para penggiat kemaritiman.
Buku itu bahkan mendapat pujian dari begawan sejarawan Indonesia, Sartono Kartodirdjo, “...only the best is good enough.”
Karya-karya Lapian lainnya, antara lain Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17 (Agustus 2008); Pertempuran Laut, Perbudakan dan Kolonialisme; Dari Sriwijaya, Majapahit, sampai Orang Bajau: Sejarah dan Laut Indonesia; Tambora dan Krakatau: Sejarah Bencana Alam; dan Kembara Bahari Esei Kehormatan 80 Tahun AB Lapian, mengukuhkan reputasinya sebagai begawan sejarah maritim.
Tanpa memperhatikan aspek maritim, sejarah Nusantara hanya berkisar pada pulau yang terpisah-pisah.
- Optimalisasi MCP untuk Kemajuan Sektor Maritim Nasional, BKI Gelar FGD
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Maritim Indonesia Rawan, Tantangan Berat Menanti Kepemimpinan Prabowo Subianto
- Kemenhub Gelar Sosialisasi Penerapan UNCLOS 1982
- Edutrip Pelindo: Kenalkan Dunia Kepelabuhanan kepada Para Siswa Pelayaran