Lawan Ormas Perusuh, Timur Bentuk Detasemen Anti Anarki
Selasa, 01 Maret 2011 – 17:12 WIB
Terkait pembentukan detasemen ini pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menyebut pembentukan detasemen ini justru dinilai tidak efektif mengatasi permasalahan yang ada. Menurutnya polri telah memiliki satuan penindak seperti Samapta dan PHH yang seharusnya dioptimalkan fungsinya.
"Kalau ini diatasi dengan cara membentuk detasemen anti anarki, toh sudah banyak ada Samapta, Brimob, PHH, apalagi yang akan dilakukan. Ini justru membingugnkan dari pada manajerialnya sendiri. Dengan membentuk berbagai fungsi macam-macam dengan cara pengendalian yang tidak efektif.’’ Ujarnya saat dihubungi wartawan via telepon.
Selain itu tambah Bambang, permasalahan anarkisme yang terjadi akhir-akhir ini tidak bisa dilihat dari kacamata anarkisme emosional mengingat sumber permasalahan yang komplek. Mantan polisi berpangkat Kombespol ini menyebut yang justru harus diupayakan adalah upaya preventif kepolisian untuk mencegah aksi tersebut.
"Tetapi mengapa mereka demikian tentu banyak faktor yang menjadikan mereka mudah marah mudah emosi. Maka polri seharusnya jangan mengatasi masalah itu di permukaan saja. Tapi di akarnya. Kalau di akarnya, maka fungsi kepolisian yang diperlukan adalah intelijen yang kedua pembinamassa. Intelijennya harus kuat pembinaan massanya harus intensif dan menyentuh kepada masyarakat,’’ tambahnya.(zul/jpnn)
JAKARTA — Langkah pemerintah untuk ‘’memerangi’’ organisasi massa (ormas) yang kerap membuat onar diimplementasikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- RS UKI Terus Berbenah Memasuki Usia 51 Tahun
- Mudhofir Khamid: Keputusan Prabowo Menaikkan UMP 6,5 Persen Sangat Berpihak pada Buruh
- Hari Anti-Korupsi Sedunia 2024: BRI Life & KPK Perkuat Komitmen Berantas Korupsi
- PPATK Bicara soal Pemblokiran Rekening Bank terkait Judi Online
- Pupuk Indonesia Salurkan Pupuk Bersubsidi Kepada Petani, Sebegini Jumlahnya
- Kemendagri-Kemenkeu Bersinergi Dorong Penurunan Stunting dan Kemiskinan