Layanan Lelet, Pelanggan Pindah Perusahaan
Mereka ini tidak perlu brand yang populer. Tapi ingin tahu pelayanan memuaskan dari sebuah produk.
Konsumen mungkin tidak peduli dengan proses pembuatan produk, atau bahkan misi yang ingin diemban produk itu. Namun, pelayanan terbaik yang bisa dihadirkan dan dirasakan itulah yang akan dicari.
“Saya rasa kalau perusahaan peduli dengan konsumennya, maka perusahaan itu akan mendapatkan balasannya. Konsumen loyal akan menyebarkan dan menceritakan pengalamannya mengonsumsi atau mendapatkan pelayanana ke orang lain. Hasilnya, jumlah konsumen akan makin banyak sehingga penjualan juga banyak,” jelasnya.
Ia mengamati bahwa hampir 70 persen konsumen meninggalkan perusahaan begitu saja karena pelayanannya dianggap kurang cepat atau kurang memuaskan.
“Sebenarnya, pelanggan tidak bawel kalau pelayanannya memang memuaskan. Makanya, itu butuh sinergi sehingga konsumen setia dan bahkan mengajak orang lain untuk mengikutinya,” paparnya.
Menurut Jacky, banyak perusahaan yang tidak menyadari akan pentingnya sisi pelayanan ini.
Perusahaan hanya berorientasi pada penjualan produk, bagaimana menciptakan produk yang enak, menarik, atau bahkan eksklusif. Tetapi, mereka justru kerap melupakan sisi pelayanan kepada pelanggan.
“Perusahaan menilai kalau posisi tawar menawar itu ada pada pelanggan. Padahal yang pasti, pelanggan itu bukan karena tidak suka produknya saja, tapi style-nya memang sudah berubah,” katanya.
Digitalisasi bukan hanya mengubah lanskap pemasaran dalam artian kanal untuk berkomunikasi.
- Terungkap, Ini Alasan Masyarakat Indonesia Tertarik Beli Mobil Listrik
- Darmawan Wigwam
- BCA Life Raih Penghargaan Indonesia WOW Brand 2023
- BRI Life Raih Penghargaan di Ajang WOW Brand Festive 2023
- Unika Atma Jaya Buka Kelas Baru Pascasarjana, MarkPlus Dilibatkan
- BPJS Kesehatan Borong Dua Penghargaan di Ajang WOW Brand Festive Day 2023