Layar Kaca Punya Siapa? Kisruh Acara Lamaran Selebritas di Televisi
Rangkaian acara pernikahan Atta Halilintar dan Aurelie Hermansyah yang sudah dan akan disiarkan oleh RCTI menuai protes.
Pihak RCTI bersikukuh tidak melakukan pelanggaran, sementara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai regulator dinilai lemah dan tidak antisipatif.
Protes yang paling keras disampaikan oleh para akademisi dan praktisi media penyiaran yang tergabung dalam Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran (KNRP).
"KNRP menolak keras rencana seluruh penayangan tersebut yang jelas-jelas tidak mewakili kepentingan publik secara luas dengan semena-mena menggunakan frekuensi milik publik," demikian petikan isi pernyataan sikap yang diterima ABC Indonesia.
External Link: IG AurelFrekuensi publik dan kepentingan publik dalam media penyiaran
Salah satu pegiat KNRP yang juga akademisi Universitas Indonesia, Nina Mutmainnah, mengingatkan pentingnya unsur frekuensi dalam media penyiaran yang membedakannya dengan media lain.
"Untuk bisa beroperasi, media penyiaran memerlukan frekuensi untuk memancarsiarkan sebuah tayangan."
"Frekuensi ini adalah sumber daya alam yang terbatas dan milik publik," ujar Nina.
"Sehingga pemakaiannya harus diatur supaya bisa digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat luas," jelas Nina.
Sejumlah pihak mempertanyakan penggunaan frekuensi publik untuk menayangkan acara pernikahan selebritas
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata