Lebanon Hadapi Hiperinflasi, Harga Barang Naik hingga 300 Persen
Produk pakaian dan alas kaki saja mengalami kenaikan harga tahunan sebesar 345 persen.
Selain itu, langkah-langkah penguncian yang diambil untuk mengatasi pandemi coronavirus, mengakibatkan ditutupnya usaha kecil dan PHK besar-besaran, telah mendorong Lebanon ke jurang krisis.
Harga kebutuhan pokok rakyat Lebanon lainnya yang naik signifikan seperti sereal, roti hingga Labneh.
Mengutip surat kabar lokal, Daily Star, dari normalnya puluhan ribu menjadi ratusan ribu.
Saat ini, lira terhadap dolar AS mengalami kemerosotan hingga 80 persen, diperdagangkan sekitar 9.000 lira per dolar.
Lebih lanjut, Soha mengungkapkan, lebih dari setengah populasi di Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan.
Bank Dunia memperkirakan bahwa 155.000 rumah tangga hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.
"Sekarang orang-orang bergantung pada LSM karena pemerintah tidak memiliki rencana untuk orang-orang tersebut," katanya.
Krisis besar boleh jadi bisa dihadapi Lebanon sejak dilanda perang saudara, tetapi tidak ketika nilai tukar mata uang negara jatuh dan diperparah pandemi corona.
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan