Lebaran di Rumah Sakit

Oleh Dahlan Iskan

Lebaran di Rumah Sakit
Dahlan Iskan dan istri bersama anak, menantu dan cucu saat Idulfitri. Foto: disway.id

Saya begitu ingin tahu: sosok macam apa Dita itu. Masa kecilnya seperti apa. Adakah trauma-trauma masa kecil. Akibat salah asuh, misalnya.

Saya ingin tahu masa remajanya: pergaulannya  seperti apa. Saya ingin tahu masa mudanya: aktivis apa. Dan seterusnya.

Saya begitu ingin kembali menjadi wartawan. Untuk mengungkap yang bukan kulit-kulitnya saja.

Atau saya ingin kembali menjadi pemimpin redaksi: yang bisa mengerahkan wartawan. Dengan membekalinya pertanyaan. Anak pertanyaan. Cucunya. Ponakannya. Mendiskusikan pertanyaan itu. Dan melahirkan pertanyaan baru.

Saya ingin kembali menjadi editornya. Untuk menuliskan peristiwa itu: bukan kulitnya, tapi feature-nya. Semacam profil sosiologi Dita.

Pukul lima pagi anak-menantu-cucu sudah berkumpul di kamar perawatan. Saya juga sudah mandi.

Istri saya sudah bangun. Menyaksikan kami semua dari tempat tidurnya: selang infus masih ada di lehernya.

Selang kencing masih terhubung ke kantong plastik. Tapi sudah bisa duduk. Pakai jilbab. Tersenyum. Batu ginjalnya tinggal tersisa satu.

Kami sudah sepakat: salat di daerah Rungkut. Di dekat rumah Dita Supriyanto. Yang teroris bom bunuh diri itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News