Lebaran di Rumah Sakit

Oleh Dahlan Iskan

Lebaran di Rumah Sakit
Dahlan Iskan dan istri bersama anak, menantu dan cucu saat Idulfitri. Foto: disway.id

Deretan rumah di klaster itu memang deretan orang mampu. Meski belum terkategori kaya. Seluruh rumah di klaster itu menunjukkan klaster kelas menengah mapan: tiap kapling 200 m2. Harga rumah di situ sekitar Rp 1,5 miliar. Saat ini.

Dita menempatinya sejak tahun 2012. Binawan lebih dulu pindah ke situ: 1994.

Dita juga pebisnis. Memproduksi minyak kemiri. Dipasok ke pedagang-pedagang Tionghoa. Teman dagangnya Tionghoa semua.

Dita bukan tipe yang hanya mau berbisnis dengan sesama muslim. ”Kalau soal tuduhan pernah ke Syiria saya bantah,” kata Binawan.

“Saya ini bertetangga hampir sepuluh tahun. Tahu benar bahwa ia tidak ke Syiria,” katanya.

Pagi beranjak terang. Kian terang. Tidak ada waktu lagi ngobrol lebih panjang. Harus segera ke tempat salat.

Saya mengira bisa ikut salat di musala belakang rumah itu. Ternyata tidak ada Salat Idulfitri di situ.

Kami pun bikin keputusan baru: balik kucing. Ke rumah sakit lagi. Hanya 10 menit. Salat di halaman rumah sakit.

Kami sudah sepakat: salat di daerah Rungkut. Di dekat rumah Dita Supriyanto. Yang teroris bom bunuh diri itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News