Lebaran Dua Tahun Lalu Ibu dan Kakaknya Menjemput di Bandara, Kini Andrian Hanya Bisa Mengunjungi Makam Mereka
Sebelum pandemi, pergerakan terbesar warga selama Lebaran adalah sekitar 30 juta orang.
Pergerakan tinggi ini karena sejak 8 Maret, perjalanan di dalam negeri sudah tidak perlu lagi melakukan tes PCR dan RAT negatif, dan sejak 5 April, kedatangan internasional tidak lagi harus menunjukkan hasil tes PCR negatif ketika tiba di Indonesia.
Didi Rullianda yang sudah menjadi warga negara Australia, tinggal di Melbourne sejak tahun 2002.
Namun, ia selalu berusaha pulang ke Indonesia guna merayakan Lebaran bila memungkinkan.
Dia sekarang berada di Indonesia bersama putranya Raihan, karena istrinya yang menderita kanker masih harus melanjutkan perawatan.
"Saya sudah begitu rindu dengan keluarga saya di Indonesia, jadi setelah berbicara dengan istri, dia mengizinkan saya untuk pulang tahun ini," kata Didi kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.
Didi yang bekerja menjadi konsultan IT mengatakan perasaannya selama dua tahun terakhir ini naik-turun karena mengkhawatirkan keadaan keluarganya saat ia hanya bisa mengikuti berita mengenai COVID-19 Indonesia dari Australia.
Angka resmi menunjukkan lebih dari 150 ribu warga Indonesia meninggal karena COVID, yang sebagian besar terjadi semasa gelombang varian Delta tahun lalu.
Sebelum pandemi, Andrian Wiguna selalu berusaha pulang ke Indonesia untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besarnya
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata