Lebaran Jadi Harapan Industri Makanan dan Minuman

jpnn.com - SURABAYA – Ramadan dan Lebaran menjadi harapan bagi para pelaku industri makanan dan minuman untuk menggenjot penjualan. Sebanyak 30–40 persen total penjualan tahun ini berasal dari sales pada bulan puasa dan Lebaran.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman memprediksi, lonjakan 30 persen penjualan makanan dan minuman terjadi pada Mei hingga Juli.
Bahkan, untuk jenis makanan-minuman tertentu, permintaan melonjak hingga 100 persen. ”Misalnya, sirup, nata de coco, biskuit, dan minuman manis,” terang Adhi, Jumat (17/6) kemarin.
Kenaikan permintaan terasa sejak tiga bulan menjelang Lebaran. Karena itu, puncak penjualan tahun ini diprediksi pada tiga bulan tersebut. Hal serupa dialami industri minuman ringan.
Asosiasi Minuman Ringan Indonesia (Asrim) mengaku, lonjakan permintaan 30–40 persen terjadi tiga bulan lalu. Ketua Asrim A. Triyono memprediksi, pertumbuhan minuman ringan siap saji tahun ini mencapai 8–10 persen. ”Kami berharap pada momen Ramadan dan di semester kedua nanti,” katanya.
Khusus di Jatim, kenaikan permintaan industri makanan dan minuman diperkirakan mencapai 75 persen jika dibandingkan dengan bulan biasa. Meski demikian, Ketua GAPMMI Jawa Timur Yapto Willy Sinatra menyatakan, produsen makanan-minuman cenderung tidak menambah stok sejak jauh hari. (vir/jos/jpnn)
SURABAYA – Ramadan dan Lebaran menjadi harapan bagi para pelaku industri makanan dan minuman untuk menggenjot penjualan. Sebanyak 30–40
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- RAFI 2025: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Cek Langsung Stok dan Kualitas BBM di Baubau
- Kadin DKI Jakarta Dorong Stabilitas Ekonomi, Gubernur Beri Apresiasi
- BTP Law Firm Bertransformasi, Jawab Kebutuhan Investor Asing
- IASC OJK Selamatkan Rp 128,4 Miliar Dana Masyarakat Korban Penipuan
- Mentan Temukan Hal Mengejutkan saat Sidak Bahan Pangan di Pasar Lenteng Agung, Jaksel
- Gema Hadirkan Returnable Box Berbasis Teknologi, Cocok untuk Industri Farmasi dan F&B