Lebaran Lutut
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - GARA-GARA pencapresan mendadak Ganjar Pranowo, naskah Lebaran Lutut ini baru bisa terbit hari ini, padahal ada lagi komentar pembaca yang ingin saya komentari.
Yakni, komentar pembaca yang begitu banyak. Yang nadanya agak curiga: kok saya, tumben, sendirian ke Tiongkok.
Juga kecurigaan soal baju lama (disimpan di mana) dan baju baru (siapa yang membelikan, hayo!).
Saya harus berkilah apa.
Sumpah! Saya sudah berniat mengajak istri, bahkan sudah saya uruskan visa beliau. Visa sudah di tangan.
Teman-teman di Tiongkok juga sudah tahu saya akan datang bersama istri. Itu, sumpah, bukan bagian dari taktik menipu istri.
Lalu saya lihat kondisi istri. Terutama sepulang dari umrah yang langsung disambung safari Ramadan ke Tasikmalaya. Kalau dipaksa ikut sih kuat, tetapi apakah tidak terlalu menyiksa.
Saya pernah berkali-kali minta maaf kepada istri: saya ikut bersalah. Saya ikut menjadi penyebab sakit lutut beliau. Peristiwanya terjadi di Beijing.