Lebaran Tahun Depan Bisa Beda Lagi

Lebaran Tahun Depan Bisa Beda Lagi
Lebaran Tahun Depan Bisa Beda Lagi
"Mereka yang berpuasa harus segera berbuka," jelasnya. "Tiga saksi bersumpah melihat hilal tepat magrib. Posisinya miring ke selatan dalam keadaan vertikal dengan durasi hilal lima menit," imbuh Maulana Selasa lalu.

 

Selain itu, di berbagai forum internet banyak yang menyayangkan keputusan pemerintah yang berbeda dengan negara-negara Islam lain dalam menetapkan 1 Syawal, seperti Arab Saudi, Malaysia, Qatar, dan Turki. Padahal, waktu di Indonesia dengan negara lain tidak terpaut lama dan bulan di dunia ini hanya satu.

 

Kemarin pemerintah langsung merespons kegelisahan masyarakat itu. Setelah Lebaran, Kemenag menjanjikan suatu pertemuan dengan ormas-ormas Islam. Tidak sekadar silaturahmi, pertemuan tersebut juga membahas polemik penentuan 1 Syawal. "Tahun depan masih bisa beda," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Ahmad Jauhari.

 

Kenapa? Alasannya simpel. Selama ormas Islam belum satu suara soal kriteria melihat hilal, perbedaan akan terus terjadi. Dia lantas mencontohkan Muhammadiyah yang merujuk konsep wujudul hilal atau hisab dan NU yang menggunakan mekanisme imkanurrukyah (visibilitas hilal).

 

JAKARTA - Polemik soal penentuan hari Lebaran di tanah air belum rampung. Kementerian Agama (Kemenag) terus disorot setelah memutuskan 1 Syawal jatuh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News