Lebaran Tahun Depan Bisa Beda Lagi
Kamis, 01 September 2011 – 05:05 WIB
Versi Jauhari, pertemuan nanti sekaligus bertujuan menegaskan bahwa pihaknya tidak condong kepada ormas mana pun. Sebisanya pemerintah akan menengahi perbedaan di antara ormas-ormas tersebut. Dia juga menyatakan selama ini sudah berusaha menyelesaikan polemik tersebut. "Masih kami coba jadi satu," imbuhnya.
Namun, soal kapan pertemuan tersebut dilaksanakan, Jauhari belum tahu pasti. Dia hanya menjanjikan bahwa pertemuan tersebut pasti dilakukan untuk menyelesaikan persoalan umat yang satu itu. Sebab, dalam pertemuan nanti, kebanyakan yang dibicarakan adalah kriteria penentuan 1 Syawal. "Selama ini, belum ada kriteria pasti," tuturnya.
Lantaran tidak ada kriteria baku, pemerintah selama ini menggunakan pola hisab dan rukyat. Keduanya disinergikan untuk menghasilkan keputusan baku. Beberapa kali cara tersebut diakuinya berjalan baik. Sebab, Indonesia juga pernah berlebaran pada hari yang sama dengan negara lain. "Bisa cepat selesai asal hati masing-masing terbuka," jelasnya.
Suryadharma mengatakan, pemerintah tetap berupaya bisa membuat seragam penetapan 1 Syawal. Menurut dia, perbedaan metode hisab dan rukyat sudah tidak menjadi masalah. "Bedanya cuma di kriteria. Itu saja," katanya setelah menghadiri open house Presiden SBY di Istana Negara kemarin.
JAKARTA - Polemik soal penentuan hari Lebaran di tanah air belum rampung. Kementerian Agama (Kemenag) terus disorot setelah memutuskan 1 Syawal jatuh
BERITA TERKAIT
- Mendagri: Tiga Pilar Kekuatan Negara Dimulai dari ASN Berkualitas
- Tom Lembong Diperiksa Kejagung Hari Ini
- Akademisi dan Guru Besar Sebut Kasus Mardani Maming Sangat Minim Fakta Hukum
- Bupati Konsel yang Copot Camat Baito Pembela Guru Supriyani Bisa Dipidana, Ini Serius!
- Bahlil Lahadalia Dapat Tugas Khusus dari Presiden Prabowo
- Prabowo & Ridwan Kamil Makan Malam Bersama, Ini yang Dibahas