Lebih Baik Pendidikan Keperawanan
Rabu, 29 September 2010 – 09:16 WIB
Suminah juga menyoroti tentang kurangnya jam mata pelajaran agama di sekolah-sekolah. Padahal, sambungnya, salah satu mata pelajaran yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan tentang pentingnya menjaga kehormatan diri, adalah mata pelajaran agama.
“Agama apapun itu, jelas menentang keras tentang seks di luar pernikahan. Semestinya, dipikirkan tentang penambahan jam mata pelajaran agama dan kurikulumnya yang secara khusus membahas hal tersebut (keperawanan, red). Dosa melakukan seks di luar nikah dan aspek-aspeknya. Itu lebih tepat dan tidak kontroversi,” kata Suminah menyarankan.
Jika Bambang Bayu Suseno menerima permintaan SIKOK untuk berdiskusi, Suminah akan menyampaikan salah satu program SIKOK yaitu program Dunia Remajaku Seru! (DAKU!) “Program tersebut salah satu tujuannya adalah untuk memberi pemahaman kepada siswa tentang bagaimana mencintai diri sendiri. Pendidikan seks yang diberikan juga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa untuk menerimanya,” jelasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa program DAKU sudah masuk ke sekolah-sekolah di Kota Jambi menjadi pelajaran ekstrakurikuler yang secara khusus mempelajari tentang pendidikan seks. Bahkan, SIKOK juga sudah meminta kepada DPRD Kota Jambi agar pendidikan seks bisa menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah.(tya)
JAMBI -Wacana tentang rancangan peraturan daerah tes keperawanan dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB), beberapa hari terakhir ini menjadi perbincangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu