Lebih Berat Dibanding saat Krisis 98 (yang Ngomong Staf Ahli Wapres loh...)
jpnn.com - JAKARTA - Memburuknya kondisi perekonomian sudah diikuti pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan, PHK ditengarai tidak hanya terjadi di sektor riil, namun juga mulai merambah ke sektor keuangan (finansial).
"Menurunnya daya beli masyarakat mengakibatkan pengusaha terpaksa merumahkan karyawan," ujar Staf Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi dalam dialog dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kemarin (21/9).
Saat ini, yang paling parah merasakan dampak pelemahan ekonomi adalah sektor riil. Sofjan menilai, tekanan terhadap sektor riil lebih besar jika dibandingkan dengan krisis ekonomi 1998.
"Kalau tahun 1998, itu lebih banyak ke sektor finansial. Dua tiga tahun bisa diatasi," jelasnya.
Dalam pengamatan Sofjan, banyak perusahaan yang sudah mengurangi jam kerja, dari tiga sif menjadi satu sif. Langkah rasionalisasi itu perlu dilakukan karena daya beli masyarakat menurun. "Sekarang sudah ada lebih dari 800 ribu orang miskin baru," ujarnya.
Meski tekanan semakin berat, Sofjan meminta pelaku usaha tidak takut. Sebab, pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi untuk memperbaiki keadaan.
"Kita tunggu dulu satu per satu (paket kebijakan ekonomi) itu terlaksana. Jangan belum apa-apa sudah ragu-ragu, jalan nggak ini?," kata mantan ketua umum Apindo tersebut. (wir/dee/c5/kim)
JAKARTA - Memburuknya kondisi perekonomian sudah diikuti pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan, PHK ditengarai tidak hanya terjadi di sektor riil,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Indofood Berbagi Inspirasi Bisnis dan Kreasi Kuliner di SIAL Interfood 2024
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat 15 November 2024 Naik Tipis, Berikut Perinciannya
- BRI Insurance Perkuat Keberlanjutan Usaha & Peningkatan Ekonomi Pesantren
- Perkuat Kolaborasi, Kemendagri Tekankan Pentingnya Sinergi Daerah untuk Kelola Opsen Pajak
- Pelindo Dorong Ekonomi Pesisir lewat Pelatihan Pemasaran di BUMMas Kampung Bahari
- Percepat Hapus Kemiskinan, PNM Raih Penghargaan dari Kemenko PMK