Lebih Dari 1000 Polisi Terdampak Tragedi Melbourne


Pejabat kepolisian telah mengungkap, lebih dari 1.000 petugas polisi negara bagian Victoria meminta bantuan dari layanan dukungan korps ini sejak tragedi Bourke Street di Melbourne terjadi.
Enam orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika sebuah mobil masuk ke jalur pejalan kaki di pusat kota Melbourne, bulan lalu.
Asisten Komisaris Polisi Victoria, Stephen Fontana, mengatakan, dampak dari tragedi tersebut terus dirasakan di seluruh korps kepolisiannya.
"Kami punya lebih dari 1.000 anggota polisi yang telah mencari pertolongan," ujar Asisten Komisaris Fontana.
Ia menerangkan, "Ini memiliki dampak yang signifikan terhadap sejumlah anggota polisi yang ada pada saat tragedi itu terjadi dan terlibat dalam proses penyelidikan.”
"Kami telah berbicara kepada sekitar 600 anggota, [dan] kami akan terus membuat penyelidikan lebih lanjut,” imbuhnya.
"Hal ini karena karyawan kami, kami adalah orang-orang normal. Meski kami terlatih dan terampil untuk melakukan pekerjaan, itu berdampak pada kami," jelas Asisten Komisaris Fontana.
Ia mengatakan, 840 rujukan lainnya telah diserahkan ke program bantuan korban.
Pejabat kepolisian telah mengungkap, lebih dari 1.000 petugas polisi negara bagian Victoria meminta bantuan dari layanan dukungan korps ini sejak
- Dunia Hari Ini: Vatikan Mengatakan Paus Fransiskus Masih dalam kondisi kritis
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?