Lebih Dari 11 Ribu Anak-Anak Indonesia Kehilangan Orangtua Mereka Selama Pandemi

Lebih Dari 11 Ribu Anak-Anak Indonesia Kehilangan Orangtua Mereka Selama Pandemi
Amalia Ulfa (24 tahun) bersama adiknya Raffa Abdul Maulana ditinggal kedua orang tuanya mereka yang meninggal karena COVID bulan Juli lalu. (Koleksi pribadi)

Risiko pernikahan di bawah umur meningkat

Dengan jumlah kematian sudah melebihi 120 ribu orang sejauh ini di Indonesia, para pekerja sosial mengkhawatirkan meningkatnya jumlah anak-anak yatim piatu yang perlu mendapat bantuan pengasuhan maupun yang lain.

Dalam dua pekan terakhir, lembaga Save the Children sudah membantu sekitar 30 anak yatim piatu.

Mereka juga memberikan bantuan keuangan kepada keluarga yang mengasuh anak-anak tersebut.

“[Penting] bagi anak-anak ini tinggal dengan keluarga yang mereka kenal, bukan di panti asuhan, karena sebenarnya panti asuhan itu adalah pilihan terakhir,” kata Dino Satria, kepala program bidang kemanusiaan di organisasi tersebut.

“Anak-anak ini perlu tetap merasa aman, nyaman, dekat, dan percaya diri dengan keluarga yang mereka kenal.”

Dino mengatakan anak-anak yang kehilangan kedua orang tuanya, khususnya selama pandemi menghadapi sejumlah risiko sosial dan psikologis.

"Anak-anak yang kehilangan kedua orangtuanya ini rentan mengalami kesedihan mendalam, bahkan bisa menjadi depresi dan stress, tidak mendapat perlakuan yang baik,” katanya.

“Dan [ada] risiko tinggi untuk dinikahkan sejak dini dan juga dieksploitasi … apalagi kalau anak-anak ini jatuh ke tangan yang orang yang tidak bertanggung jawab.”

Sekitar 11 ribu anak-anak di Indonesia kehilangan satu atau kedua orang tua di masa pandemi COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News