Lebih Dekat dengan Pencipta Mukidi, Tokoh Lucu yang Sedang Hits

jpnn.com - JAKARTA – Anda sering mendapat broadcast cerita lucu tentang Mukidi? Jika iya, Anda tak sendirian. Cerita lucu mengenai tokoh fiksi bernama Mukidi memang sedang hits beberapa waktu terakhir.
By the way, siapa sih yang menciptakan tokoh itu? Perkenalkan, dia adalah Soetantyo Moechlas. Dia mengambil nama Mukidi dari salah satu adegan dalam film Warkop DKI.
"Iseng saja pakai nama itu. Saya inget kata-kata yang diucapkan Dono (Warkop), Mukidi," kata Soetantyo saat dihubungi Jawa Pos, Jumat kemarin (26/8).
Penciptaan karakter Mukidi sebenarnya sudah lama, sekitar 90-an silam. Saat itu Pak Yoyo, sapaan Soetantyo, sering mengirim cerita lucu ke program Ida Krisna Show di Radio Prambors.
Nah, Mukidi adalah karakter dalam banyolan tersebut. Mukidi dikisahkan berasal dari Cilacap. Dia orang biasa dan mudah akrab dengan siapa saja. Mukidi punya karier biasa-biasa saja.
Dia punya istri bernama Markonah serta dua anak, Mukirin dan Mukiran. Juga sahabat bernama Wakijan. Kisah Mukidi telah dibukukan Pak Yoyo pada 2010. Dia menerbitkan secara independen sebanyak 40-50 ribu eksemplar.
"Sekarang sudah habis, belum cetak ulang. Takitung-itung, mahal e," ujarnya dengan logat Jawa yang kental.
Pak Yoyo sebenarnya tak berniat mengomersialkan banyolannya. Dia rutin membuat cerita lucu sebagai pemanis saat presentasi. "Saat menjadi product manager, saya banyak mempresentasikan obat. Sebagai ice breaker, saya selipkan banyolan," jelasnya.
JAKARTA – Anda sering mendapat broadcast cerita lucu tentang Mukidi? Jika iya, Anda tak sendirian. Cerita lucu mengenai tokoh fiksi bernama
- Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas PAI Dirapel, Bukan Hanya PNS & PPPK
- Guru PPPK Bulan Ini Mengantongi Rp20 Juta ya? Oh, Nikmatnya
- Mudik 2025, Tol Semarang ABC Siap Terapkan One Way Lokal Kalikangkung-Bawen
- Ambiguitas Komitmen Iklim Para Pendana Infrastruktur Gas di Indonesia
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol
- Tanggapi RUU KUHAP, Gayus Lumbuun: Polisi Sebaiknya Tetap Jadi Penyidik