Lebih Enak Dengar Pesta Demokrasi Ketimbang Tahun Politik
jpnn.com, JAKARTA - Banyak pihak yang menyebut 2018 dan 2019 adalah tahun politik. Karena pada saat itu terjadi pilkada serentak dan pemilihan umum.
Namun, Polri ingin sebutan tahun politik itu diganti dengan pesta demokrasi.
Menurut Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, penyebutan pesta demokrasi lebih elok didengar dan dikatakan.
“Jadi itu sebaiknya narasi atau kalimat tahun politik dihilangkan dan dirubah menjadi pesta demokrasi," ujar Iqbal di Jakarta, Kamis (19/7).
Lanjut Iqbal menerangkan, pergantian kalimat tersebut untuk memberikan rasa aman dan nyaman di masyarakat.
Pasalnya, kata Iqbal, penyebutan pesta demokrasi akan mempengaruhi secara psikologis bagi masyarakat Indonesia.
“Konotasi pesta adalah riang gembira walaupun ada kompetisi di dalamnya," ujar dia.
Dia mengakui, dalam kompetisi itu memang ada menang dan kalah. “Makanya siap menang siap kalah terus digaungkan,” pungkas dia. (mg1/jpnn)
Banyak pihak yang menyebut 2018 dan 2019 adalah tahun politik. Karena pada saat itu terjadi pilkada serentak dan pemilihan umum.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Fahira Idris Sebut Polri Sangat Responsif dan Sigap Mengawal Pesta Demokrasi
- PPI Apresiasi Kinerja Polri Karena Tahun Politik Kondusif & Responsif Aduan
- Simpul Pemuda Demak Konsisten Kawal Demokrasi Bersih & Jujur di Jateng
- Ceng Mujib Ajak Masyarakat Menciptakan Pilkada Aman dan Damai
- Wakil Ketua MPR: Jadikan Pilkada Pesta Demokrasi Bagi Rakyat Indonesia
- Pemilu 2024 Berdampak Pada Para Investor, Begini Analisis Pakar