Lebih Murah, Obat Palsu Dipakai Mabuk-mabukan
jpnn.com - SAMPIT- Warga Kotawaringin Timur diminta waspada terhadap peredaran obat palsu dan kedaluwarsa. Sebab, tidak menutup kemungkinan Kotim menjadi sasaran penjualan obat palsu tersebut.
“Saya berharap dalam menyikapi persoalan ini peran aktif dari Dinas Kesehatan bersama BPOM, agar mengawasi secara maksimal setiap toko obat dan apotek,” kata Ketua Komisi III DPRD Kotim Rimbun di laman Radar Sampit, Senin (12/9).
Menurut Rimbun, apotek juga mesti diberikan surat edaran untuk membatasi penjualan obat yang lagi marak disalahgunakan. Terutama oleh kalangan muda. Sebab menurutnya, fenomena saat ini obat apa pun dengan dosis tinggi cenderung dijadikan untuk mabuk-mabukan.
Menurut Rimbun, hal itu terjadi karena dari sisi harga obat palsu memang lebih murah.
“Kalau bisa dikatakan mereka itu mengoplos obat berbagai macam obat hingga akhinya mabuk. Namun, yang disayangkan ini kadang mereka ada yang beli di apotek,” ujarnya.
“Nah ini yang perlu kita samakan persepsi agar dibatasi penjualannya. Kalau yang membeli ini tidak jelas maksud dan tujuannya, begitu juga warung-warung kecil, kita harus sama-sama mengendalikan peredaran obat di masyarakat,” pungkasnya. (ang/gus/jos/jpnn)
SAMPIT- Warga Kotawaringin Timur diminta waspada terhadap peredaran obat palsu dan kedaluwarsa. Sebab, tidak menutup kemungkinan Kotim menjadi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Demi Penghematan Anggaran, Gubernur Terpilih Kepri Tolak Mobil Dinas Baru
- SMB II Palembang Siap Menyandang Status Bandara Internasional
- Siswa SMKN di Pekanbaru Demo Gegara Tak Bisa Daftar SNBP, Disdik Lakukan Investigasi
- Kapolsek Meninggal di Rumah Dinas, Polres Inhil Berduka
- DBD di Sumsel Sepanjang 2024 Mencapai 6.263 Kasus, 37 Orang Meninggal Dunia
- Diterjang Banjir, Jembatan Antardusun di Situbondo Terputus, Ratusan KK Terisolasi