Lebih Pas Pendamping Jokowi Bukan Tokoh Parpol
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pusat Kajian Survei Opini Publik Ziyad Falahi menilai, sangat kecil kemungkinan Airlangga Hartarto nantinya maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo yang diprediksi maju kembali sebagai capres di Pilpres 2019.
Peluang Airlangga, kata Ziyad, tidak hanya kecil. Bahkan nyaris tertutup, meski kini menjabat Ketua Umum Partai Golkar yang baru, menggantikan Setya Novanto yang telah berstatus terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
"Saya kira peluang Airlangga menjadi calon wapres tertutup. Karena poros Jusuf Kalla (di tubuh Golkar,red) pasti tidak akan mendukung," ujar Ziyad kepada JPNN, Selasa (19/12).
Ziyad menilai, peluang Airlangga tetap kecil meski nantinya Presiden Jokowi sendiri yang memintanya. Pasalnya, partai-partai pendukung Jokowi yang lain pasti menolak jika Airlangga menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi.
Jika ada penolakan, lanjutnya, Jokowi tentu juga tidak akan berani memaksakan diri.
Menurut Ziyad, Jokowi lebih tepat jika nantinya menggandeng figur nonparpol sebagai calon wakil presiden.
Dengan demikian, tidak ada kecemburuan dari partai-partai politik lain yang juga kemungkinan besar berhasrat menempatkan kadernya sebagai pendamping Jokowi.
Namun dengan satu syarat, tokoh tersebut tentu harus memiliki segudang kemampuan yang mumpuni. Dengan demikian tidak ada alasan bagi parpol pendukung untuk menolaknya.
Peluang Airlangga Hartarto menjadi cawapres pendamping Jokowi sangat kecil lantaran partai pendukung lainnya sulit menerima.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada