Lebih Sensitif pada Demokrat, SBY Lupa Presiden Milik Rakyat
Jumat, 19 April 2013 – 15:51 WIB

Lebih Sensitif pada Demokrat, SBY Lupa Presiden Milik Rakyat
JAKARTA - Presiden SBY dinilai lebih sensitif dengan masalah internal Partai Demokrat dibandingkan persoalan bangsa. SBY dianggap lupa dengan semangat UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Hal ini dikatakan Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menyikapi klarifikasi SBY soal batalnya keanggotaan Yenny Wahid di Partai Demokrat. SBY memberikan klarifikasi dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Rabu (17/4) malam.
"Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008, di situ dikatakan semangatnya bahwa Presiden itu kan bukan hanya milik partai, tetapi juga milik bangsa, yang lebih luas daripada milik sekelompok orang," ujar Titi usai acara diskusi media di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Menurut Titi, SBY selaku kepala negara jangan berkutat dengan persoalan-persoalan yang partisan. Apalagi, sambungnya, SBY pernah menekankan kepada menteri asal parpol supaya mementingkan urusan negara dibandingkan politik.
JAKARTA - Presiden SBY dinilai lebih sensitif dengan masalah internal Partai Demokrat dibandingkan persoalan bangsa. SBY dianggap lupa dengan semangat
BERITA TERKAIT
- Pelaku Pembakaran Balita di Tangerang Punya Hubungan Asmara dengan Ibu Korban
- Presiden KSPI Ungkap Ratusan Ribu Buruh Bakal Hadir saat May Day di Monas
- Menko Polkam Singgung Modifikasi Cuaca dan Water Bombing Untuk Tekan Karhutla
- Fadli Zon Resmikan Nama Jalan Haji Usmar Ismail di Kawasan Jam Gadang
- Presiden KSPSI Ajak Buruh Merayakan May Day di Monas yang Dihadiri Prabowo
- PT Indo RX Menang di Arbitrase, Kuasa Hukum: Kami Tidak Akan Pernah Berhenti Menuntut Pemulihan