Ledakan Bintang Terbesar Mungkin Berperan dalam Evolusi Bumi
Dr Anton dan timnya, termasuk sejumlah peneliti dari Australia, Eropa, Jepang dan Israel, meyakini bahwa supernova terjadi sekitar 300 tahun cahaya dari Bumi.
"Itu seterang bulan purnama sehingga Anda bisa melihatnya di siang hari, dan ini sangat spektakuler," ujar Dr Anton.
Supernova juga menyebabkan "peningkatan sinar kosmik yang masuk ke Bumi" sebanyak 15%, tambahnya.
Ia menerangkan, "Beberapa peneliti mengklaim, sinar kosmik bisa memicu pembentukan awan lebih banyak yang akan menyebabkan penurunan suhu."
Hal ini telah menyebabkan spekulasi bahwa supernova (ledakan bintang terbesar) mungkin telah memainkan peran dalam peristiwa iklim selama evolusi Bumi.
Dr Anton memperhatikan "kebetulan" yang menyebut bahwa supernova yang lebih tua bertepatan dengan perubahan suhu di zaman Miosen sekitar 8 juta tahun yang lalu, sedangkan supernova sebelumnya sesuai dengan pendinginan planet saat bergerak ke zaman Pleistosen.
Namun ia mengatakan, ada "banyak pekerjaan yang harus dilakukan" pada ‘iron-60’ sebelum kesimpulan keras bisa dihasilkan.
Model rekaan indikasikan peristiwa terdekat dari 2,3 juta tahun lalu
Dua studi baru menunjukkan, Bumi dibombardir oleh puing-puing dari serangkaian ledakan bintang dengan supernova (ledakan terbesar) terdekat terjadi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata