Lee Kuan Yew Berwasiat untuk Hancurkan Rumahnya

Lebih Baik Jadi Gedung Bertingkat daripada Bernasib seperti Rumah Shakespeare

Lee Kuan Yew Berwasiat untuk Hancurkan Rumahnya
Lee Kuan Yew Berwasiat untuk Hancurkan Rumahnya
Bapak tiga anak itu yakin, jika dijadikan situs sejarah, rumahnya akan bernasib jauh lebih buruk dari bekas kediaman Nehru atau Shakespeare. Sebab, kini, tempat tinggalnya yang sudah berusia lebih dari satu abad itu tak kokoh lagi. Beberapa kerusakan kecil juga tampak di sudut-sudut rumah. "Hampir semua dinding di hunian saya yang luas dan dilengkapi lima kamar tidur serta tiga kamar tambahan itu retak," kata Lee seperti dikutip Agence France-Presse.

Lebih lanjut, ayah Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong itu mengatakan bahwa anak-anak atau cucu-cucunya tidak akan merindukan rumah gaya kolonial tersebut. Lee pun mengaku tidak punya ikatan batin atau emosional yang kuat dengan hunian bercat putih tersebut. Sebab, dia tidak membangun sendiri rumah itu. Pada 1940an, dia membeli rumah itu dari seorang pedagang Yunani. Sampai sekarang pun, Lee masih tinggal di rumah tersebut.

"Saya rasa, anak perempuan atau anak-anak lelaki saya tidak akan menangis jika nantinya, rumah masa kecil mereka dibongkar. Mereka punya cukup banyak foto rumah tersebut dan semua itu cukup mampu membangkitkan kenangan indah mereka di sana," ungkap Lee.

Selain kenangan pribadi dengan keluarga, dia mengatakan bahwa rumah tersebut juga menyimpan banyak kenangan sejarah. Sebab, rapat-rapat penting Partai Aksi Rakyat (PAP) pra kelahiran Singapura juga terjadi di sana. Tepatnya di basement.   

RUMAHKU istanaku. Ungkapan itu hanya berlaku bagi Lee Kuan Yew selama dia hidup. Bapak Bangsa Singapura itu tidak ingin tempat tinggalnya tetap tegak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News