Lee Kuan Yew Berwasiat untuk Hancurkan Rumahnya
Lebih Baik Jadi Gedung Bertingkat daripada Bernasib seperti Rumah Shakespeare
Sabtu, 22 Januari 2011 – 15:05 WIB
Memang tidak banyak buku atau media yang merangkum aktivitas PAP di kediaman Lee sebelum Singapura berdiri pada 3 Juni 1959. Tapi, buku Men In White: The Untold Story Of Singapore"s Ruling Political Party sempat mengulasnya. Konon, di pengujung 1954, Lee dan sekitar 20 tokoh PAP lainnya, termasuk Dr Toh Chin Chye, selalu menggelar rapat pada hari Sabtu. Rapat serius itu berlangsung selama tiga jam. Biasanya, dimulai dari pukul 14.30 dan baru berakhir pada 17.30.
Di sela launching buku kemarin, Lee menegaskan bahwa keputusannya untuk membongkar tempat tinggal bersejarah tersebut akan mendapatkan dukungan publik. Terutama, para tetangganya. "Gara-gara berdekatan dengan rumah saya, para tetangga tidak bisa mendirikan bangunan yang lebih tinggi dari tempat tinggal saya tersebut. Kini, dengan membongkar rumah saya, pemerintah setempat bisa mengubah konsep tata kota. Silakan membangun gedung bertingkat," katanya bijak. (hep/ami)
RUMAHKU istanaku. Ungkapan itu hanya berlaku bagi Lee Kuan Yew selama dia hidup. Bapak Bangsa Singapura itu tidak ingin tempat tinggalnya tetap tegak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- International Hajj Fund Forum Rumuskan Strategi Inovatif Mengelola Dana Haji
- Pemerintah Thailand Akhirnya Minta Maaf atas Pembantaian Tak Bai
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan