Legasi Ottow dan Geissler di Tanah Papua

Jejak pelayanan Injil dan karya sosial Ottow dan Geissler bukan tanggal tantangan. Malah sebaliknya.

Keduanya mengalami kesulitan dalam relasi komunikasi mengingat masyarakat setempat memiliki ragam bahasa, budaya, adat-istiadat, dan topografi wilayah yang menantang.

Namun, mereka tetap berkomitmen untuk menyebarkan Injil dan membantu masyarakat Papua. Karya pelayanan mereka kelak menjadi legasi, warisan berharga yang membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat tanah Papua.

Legasi Ottow dan Geissler

Pada puncak peringatan dan perayaan HUT ke-107 Pekabaran Injil di Tanah Papua, Rabu, 5 Februari 2025, menjadi momentum syukur dan refleksi karya pelayanan Ottow dan Geissler di tanah Papua, benua besar nan kaya raya yang selalu dilabeli dengan sebutan ‘surga kecil yang jatuh ke bumi’ ala penyanyi legendaris Franky Sahilatua dalam tembang Aku Papua.

Momentum tersebut dapat pula ditambahkan dengan sajian legasi Ottow dan Geissler yang kini nyata di pelupuk mata.

Pertama, misi penyebaran Injil. Ottow dan Geissler datang ke tanah Papua dengan tujuan mulia. Keduanya menyebarkan Injil dan membawa cahaya Tuhan kepada masyarakat Papua. Keduanya menyebarkan Injil kepada masyarakat setempat dengan harapan mereka (masyarakat) membantu menyebarkan Injil ke bangsa-bangsa lain di sekitar tanah Papua agar nama-Nya semakin dikenal.

Kedua, sektor sosial kemasyarakatan. Ottow dan Geissler membuka sekolah di tanah Papua untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat. Mereka menyadari, pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua tidak hanya dalam konteks waktu tertentu.