Legasi Ottow dan Geissler di Tanah Papua

Oleh: Yosua Noak Douw - Putra guru dan penginjil di Tolikara, Doktor lulusan Universitas Cenderawasih

Legasi Ottow dan Geissler di Tanah Papua
Putra guru dan penginjil di Tolikara & Doktor lulusan Universitas Cenderawasih Yosua Noak Douw. Foto: Dokumentasi pribadi

Pendidikan diharapkan menjadi dian, cahaya yang menerangi kaki ke mana saja manusia melangkah di atas tanah leluhurnya bahkan bangsa-bangsa di luar.

Ketiga, sektor kesehatan. Ottow dan Geissler sungguh menyadari bahwa kesehatan merupakan kebutuhan vital bagi umat manusia. Oleh karena itu, keduanya membuka rumah sakit di untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Mereka menyadari, kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua. Manusia tanah Papua yang sakit-sakitan malah melenyapkan kesempatan mereka meraih sukses.

Keempat, pengembangan sosial kemasyarakatan. Ottow dan Geissler membantu masyarakat tanah Papua untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam bidang pertanian, perikanan, dan kerajinan. Mereka juga membantu masyarakat Papua untuk mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada di tanah Papua.

Kelima, pembangunan gereja. Ottow dan Geissler membantu membangun gereja di tanah Papua untuk menjadi pusat ibadah dan pelayanan bagi masyarakat Papua. Mereka juga membantu membangun komunitas gereja yang kuat dan solid di tanah Papua.

Selama melakukan pelayanan di tanah Papua, keduanya tak alpa menghadapi banyak tantangan, termasuk kesulitan bahasa, budaya, dan geografis seperti disebut di atas. Namun, keduanya setia dan berkomitmen untuk menyebarkan Injil dan membantu masyarakat. Pelayanan keduanya membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat tanah Papua.

Warisan Ottow dan Geissler di atas menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah bersama umat Kristiani dan masyarakat tanah Papua merawat dan menjaganya setiap waktu. Karena itu, peringatan HUT ke-107 Pekabaran Injil di Tanah Papua tahun 2025 menjadi momentum menyampaikan doa dan syukur kepada Tuhan melalui tangan hamba-Nya, Ottow dan Geissler.

Doa dan harapan itu diikuti dengan upaya meneruskan nilai-nilai Injil dengan membumikan semangat cinta kasih, perdamaian, persaudaraan, dan bela rasa di antara sesama umat dan warga negara dalam honai yang sama di atas tanah Papua. Dengan demikian, nama Tuhan senantiasa dimuliakan hingga ke ujung bumi manapun.

Puncak perayaan HUT ke-170 Pekabaran Injil (PI) di Tanah Papua diperingati pada Rabu (5/2) dan sudah menjadi agenda tahunan umat Kristiani di tanah Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News