Legenda Australia Sebut Dunia Tenis Putri Penuh Lesbian
jpnn.com, MELBOURNE - Nama Margaret Court sangat dihormati di kalangan tenis, setidaknya sebelum perempuan berusia 74 tahun itu menjadi perdebatan sejak Rabu (31/5) kemarin. Legenda Australia itu menyebut dunia tenis putri penuh lesbian.
Para legenda tenis lainnya gondok. Mereka menyampaikan tuntutan agar Federasi Tenis Australia segera mengganti nama center court Melbourne Park, Margaret Court Arena, tempat digelarnya ajang grand slam Australian Open.
Court yang kini aktif sebagai aktivis keagamaan itu menyatakan hal itu dalam wawancara dengan Vision Christian Radio kemarin. Perempuan 74 tahun itu menambahkan pernyataan kontroversialnya dengan menyebut kaum transgender adalah karya setan.
''Tenis penuh dengan lesbian. Bahkan sudah ada sejak saya masih bertanding. Mereka sering memengaruhi orang lain dengan membawa anak-anak muda ke berbagai pesta,” kata Court.
Dua legenda tenis dunia, Martina Navratilova dan Billie Jean King menjadi yang paling pertama meminta nama Margareth Court dilucuti dari venue Australian Open.
Di lain sisi, mantan petenis nomor 4 dunia asal Australia, Samantha Stosur juga bersuara. Dia mengajak seluruh petenis memboikot grand slam Australian Open tahun depan jika nama Margareth Court masih digunakan sebagai nama center court di Melbourne Park.
Semasa aktif bermain di tenis profesional (1960-1977), Court pernah menduduki peringkat satu dunia (1962). Court adalah peraih 24 gelar grand slam, sebelas di Australian Open, lima French Open (Roland Garros), tiga gelar Wimbledon dan lima di US Open. (irr/nur/jpnn)
Nama Margaret Court sangat dihormati di kalangan tenis, setidaknya sebelum perempuan berusia 74 tahun itu menjadi perdebatan sejak Rabu (31/5) kemarin.
Redaktur & Reporter : Adek
- Pelaku Begal Sopir Taksi Online Ternyata Pasangan Lesbian
- Presiden Iran Tuding Barat Sebarkan LGBTQ+ untuk Akhiri Generasi Manusia
- Beredar Info Pertemuan LGBT se-ASEAN di Jakarta, Polisi Turun Tangan
- LGBT di Medan Dinilai Meresahkan, Syaiful Mendorong Ada Pelarangan
- Gubernur Lesbian
- Ingin Kibarkan Bendera LGBT di Iran, Sareh Kini Terancam Mati di Tiang Gantungan