Legislator Sebut Vaksinasi Covid-19 'Termehek-mehek'
"Tentu saja dengan mempertimbangkan tingkat keamanan, kemanjuran, kehalalan, dan keekonomian," jelas legislator PKS itu.
Hitung-hitungan neraca vaksin ini penting, lanjut Mulyanto, agar kecepatan dan pemerataan sebaran vaksinasi semakin proporsional sesuai dengan kebutuhan dan dapat terus ditingkatkan,
Untuk diketahui, dari sejumlah 173 juta vaksin impor yang tersedia, sebesar 85 persen didominasi oleh Vaksin Sinovac. Baru setelah itu Vaksin Astra Zeneca sebesar 8.6 persen. Sinopharm sebanyak 3.5 persen dan vaksin Moderna hanya 2.5 persen. Vaksin Pfizer masih nol persen.
Sampai tanggal 26 Juli 2021, jumlah orang yang telah divaksin dosis pertama sebanyak 45.5 juta orang atau 21.9 persen dari target. Sementara mereka yang telah menerima dosis lengkap sebanyak 18.6 juta orang atau sebesar 8.9 persen dari target.
Bila berdasarkan prosentase populasi sebagaimana dirilis Our World ini Data per (30/7), Indonesia baru memvaksinasi penduduknya sebesar 16.7 persen dari populasi. Kecepatan vaksinasi kita rata-rata masih di bawah 1 juta dosis per hari.
Sementara program vaksinasi di Malaysia dan Thailand masing-masing sudah mencapai 39.7 persen dan 17.6 persen populasi. Indonesia hanya sedikit lebih baik dibanding Vietnam. (mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendesak pemerintah untuk menghitung neraca vaksin secara cermat. Hal itu mengingat antusiasme masyarakat mengikuti program vaksinasi nasional.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- DPR Ingatkan Kesbangpol Batam Seusai Buat Surat Edaran Pengumpulan Data C1
- Wayan Sudirta Soroti Sejumlah Persoalan di Institusi Polri Termasuk Kasus Penembakan Anggota Paskibraka di Semarang
- Melawan Kriminalisasi Berbau Politik di Pilkada 2024
- Kantor PKS Didemo Massa, Minta Kadernya Disanksi
- Datangi Markas PKS, Demonstran Menuntut Suswono Dipecat dari Partai
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri